Jurnal refleksi dwi mingguan merupakan salah satu tugas yang harus dibuat oleh Calon Guru Penggerak (CGP) pada pendidikan guru penggerak. Jurnal refleksi dwi mingguan adalah sebuah tulisan tentang refleksi diri setelah mengikuti sebuah kegiatan pelatihan (upgrading skill) yang ditulis secara rutin setiap dua mingguan yang wajib dilakukan oleh para CGP. Pada bagian ini, sebagai CGP saya akan merefleksikan seluruh rangkaian kegiatan selama mempelajari modul 3.2 tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, dengan model refleksi 4F (Fact, Feeling, Findings, Future) yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway.
- Fact (Peristiwa)
Setelah mempelajari paket modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin, selanjutnya tanggal 2 s.d. 12 Mei 2023 saya mengerjakan aktivitas LMS dengan alur MERDEKA modul 3.2 tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Pada tanggal 2 Mei 2023, saya mengerjakan aktivitas LMS kegiatan Mulai dari Diri dan Eksplorasi Konsep Mandiri dan tanggal 3 Mei 2023, saya mengerjakan aktivitas LMS kegiatan Eksplorasi Konsep Forum Diskusi. Tanggal 4 Mei 2023, saya mengikuti kegiatan Ruang Kolaborasi yang dipandu oleh Fasilitator Ibu Harsiana Wardani, S.Pd.SD., M.Pd. Pada kegiatan tersebut, kami berdiskusi secara kelompok mengidentifikasi berbagai sumber daya di daerah untuk sekolahnya dan strategi pemanfaatannya secara efektif, untuk kemudian membuat hasil identifikasi aset/modal apa yang dimiliki oleh daerahnya dan menuliskan apa atau bagaimana pemanfataannya. Selanjutnya, tanggal 6 Mei 2023 setiap kelompok akan mempresentasikan hasil identifikasi aset/modal dan memberikan umpan balik terhadap presentasi kelompok lain. Umpan balik yang diberikan berdasarkan beberapa pertanyaan, yaitu: hal paling menarik yang ditemukan, hal yang paling ingin diketahui lebih lanjut lagi, dan hal yang mungkin sangat tidak berhubungan dengan aset sumber yang sedang didiskusikan. Dari seluruh rangkaian kegiatan selama 2 minggu ini, momen yang paling penting adalah saya mendapatkan pengetahuan tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Harapannya serangkaian kegiatan selama 2 minggu ini dapat menambah wawasan dan pemahaman tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya yang berbasis pada kekuatan.
Gambar 1 Kegiatan Ruang Kolaborasi Pertama
Gambar 2 Kegiatan Elaborasi Pemahaman
- Feeling (Perasaan)
Selama 2 minggu aktivitas dalam mempelajari modul 3.2 tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya ini, saya merasa senang dan terkuatkan sebab membuka wawasan dan pemikiran yang semakin tajam dalam upaya mengubah paradigma lama terkait konsep pemimpin dalam pengelolaan sumber daya yang berfokus pada modal/aset kekuatan yang dimiliki. Namun, ada juga rasa khawatir tidak dapat menyelesaikan tugas tepat waktu berkaitan dengan sederet tugas sebagai pendidik yang harus diselesaikan bersamaan, yakni perpisahan kelas XII dan agenda kelulusan kelas XII dimana saya bertugas sebagai wali kelas XII IPA 2. Tentu semua terasa bercampur aduk, serta tetap berusaha memanajemen waktu dengan baik dan tekad yang kuat untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas modul 3.2 dalam Program Guru Penggerak ini. Dari pembelajaran modul 3.2 ini, saya merasa ada kaitan antara paket modul 1 dan paket  modul 2, yakni dalam pengambilan keputusan harus didasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal, sikap tanggung jawab, berpihak pada murid sesuai filosofi Ki Hajar Dewantara, dan pentingnya kompetensi sosial emosional dan keterampilan coaching dalam pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin agar setiap murid dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Selain itu juga, untuk mewujudkan merdeka belajar maka sebagai pemimpin dalam pengelolaan sumber daya harus berupaya membangun ekosistem yang mampu merangsang pertumbuhan dan perkembangan murid demi terwujudnya Profil Pelajar Pancasila memenuhi kebutuhan belajar murid agar murid dapat membangun pengetahuannya dan memaksimalkan potensi yang dimilikinya, serta mengambil keputusan sesuai nilai-nilai kebajikan agar murid dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Ketika saya semakin mendalami materi pada paket modul 1, paket modul 2, dan modul 3.2 ini, saya merasa banyak hal yang perlu saya perbaiki dalam hal memfasilitasi murid untuk belajar, memberikan penguatan iklim kelas dan budaya sekolah, memperbaiki praktik coaching baik kepada murid maupun sesama rekan sejawat, memperbaiki proses pengambilan keputusan baik pada situasi dilema etika maupun bujukan moral, serta mengubah cara pandang dalam pengelolaan sumber daya sebagai modal/aset. Dari momen tersebut, saya merasa tergerak untuk memperbaiki cara pandang sebagai pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Keberhasilan sebuah proses pembelajaran sangat tergantung pada cara pandang sekolah melihat ekosistemnya, apakah sebagai kekuatan atau sebagai kekurangan. Sekolah yang memandang semua sumber daya yang dimiliki sebagai suatu kekuatan dan aset, maka sekolah ini tidak akan berfokus pada kekurangan namun berupaya pada pemanfaatan kekuatan dan aset yang dimiliki. Di sisi lain, saya juga merasa tercerahkan dan termotivasi untuk memahami dan mengintegrasikan pemahaman dalam menjalankan tugas sebagai pendidik di masa kini agar mampu menjalankan peran sebagai guru penggerak sekaligus agen perubahan pembelajaran terutama sebagai pemimpin dalam pengelolaan sumber daya.
- Findings (Pembelajaran)
Dari pembelajaran modul 3.2 ini, saya mendapat ilmu untuk meningkatkan kompetensi sebagai seorang pendidik dan sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang harus mampu mengelola sumber daya modal/aset sebagai potensi dan kekuatan yang dimiliki secara efektif. Sebelum saya mempelajari modul 3.2 ini, saya berpikir bahwa sebagai pemimpin dalam pengelolaan sumber daya hanya melihat satu sisi kekurangan/masalah. Namun, cara pandang ini hanya akan memusatkan perhatian pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak berfungsi dengan baik. Kita mengeluhkan banyak fasilitas sekolah yang tidak berfungsi baik, buku ajar yang tidak lengkap, atau sekolah yang tidak tidak memiliki laboratorium. Kekurangan yang dimiliki mendorong cara berpikir negatif sehingga fokusnya adalah bagaimana mengatasi semua kekurangan atau apa yang menghalangi tercapainya kesuksesan yang ingin diraih. Semakin lama, secara tidak sadar kita menjadi seseorang yang tidak nyaman dan curiga yang dapat menjadikan kita buta terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar. Â Dari pembelajaran modul 3.2 ini, saya merefleksi diri dan terus melatih keterampilan sebagai pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Selain itu, pada aktivitas modul 3.2 ini, saya tersadarkan dan terkuatkan bahwa sebagai pemimpin pembelajaran penting mengelola cara pandang berbasis modal/aset sebagai kekuatan yang dimiliki.
- Future (Penerapan)
Dari pembelajaran modul 3.2 ini, saya termotivasi untuk menjadi bagian dari perubahan dan mencoba mulai dari diri sendiri untuk melakukan hal terbaik dengan melihat sumber daya sebagai aset/kekuatan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran yang berpihak pada murid. Pada aktivitas pembelajaran modul 3.2 ini, saya termotivasi untuk terus melatih cara pandang dan pola pikir agar dapat mengelola sumber daya sebagai kekuatan yang terdiri dari tujuh modal utama, yaitu modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal finansial, modal politik, dan modal agama dan budaya. Dimana ketujuh modal aset tersebut selaras dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP), terutama pada standar sarana dan prasarana (modal fisik dan modal lingkungan/alam), standar pendidik dan kependidikan (modal manusia dan modal sosial) standar pembiayaan (modal finansial), dan standar pengelolaan pendidikan (modal politik, modal sosial).
Sekian pemaparan saya dalam jurnal refleksi dwi mingguan ini pada program pendidikan guru penggerak angkatan 7.
Salam Guru Penggerak
Guru Bergerak, Indonesia Maju
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H