Mohon tunggu...
gemintang
gemintang Mohon Tunggu... Arsitek - beri aku kertas dan pena, kan kulukis wajah dan kuceritakan kisahnya

mulai saja, sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tentang Diamku

27 Oktober 2020   18:46 Diperbarui: 27 Oktober 2020   19:31 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

itu, aku berdiri di situ

di sudut temaram sembab dan lembab

sampai jari-jemari abu membatu

berawal dari mati rasaku pada lantunan doa di pagi buta

itu, aku berdiri di situ

di bawah hujan tanpa teduhan

sampai menggigil dan kaku

bermula dari putus yakinku pada harapan yag kau jejalkan

itu aku berdiri di situ

di atas gigitan api yang membakar

sampai kulitku leleh melepuh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun