Mohon tunggu...
rahmat hanapi
rahmat hanapi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pertarungan DKI 1: Incumbent, Mantan Mendikbud dan sang "Putra fajar"

28 September 2016   00:00 Diperbarui: 28 September 2016   00:12 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhirnya para parpol mengumumkan cagub dan cawagub DKI Jakarta, dan yang pertama mengumumkan secara resmi adalah dari kubu PDI yakni mengusung petahanan ahok dan djarot, sebenarnya tidak ada yang istimewa atau mengagetkan dengan ini, Karena dari awal sudah terlihat arah dukungan PDIP tapi selalu terkesan “Malu-malu” untuk mendeklarasikan dukungan tersebut, banyak santer kabar calon-calon yang masuk dalam sinyal dan diklaim akan didukung oleh PDIP mulai dari walikota Surabaya,rijal ramli dll, hingga membuat poros kekeluargaan yang digembar-gemborkan akan mendukung diluar petahanan,  walaupun akhirnya poros ini bubar ditengah jalan. 

 Secara umum ada kesamaan pola yang dimainkan oleh PDI dalam menentukan cagub dan cawagub kali ini dengan pola penentuan capres tahun 2014 lalu yang akhirnya mendeklarasikan Jokowi untuk maju, banyak orang kaget dengan keputusan tersebut, karena Jokowi yang saat itu masih Gubernur Jakarta dan baru 2 tahun menjabat. Apalagi sebelumnya setiap jokowi ditanya tentang kabar pencalonannya beliau selalu mejawab “tidak mikir”. Pola yang dimainkan adalah PDIP hanya memberikan “Kisi-kisi” dan “Kisi-kisi” tersebut menjadi bahan perdebatan dimasyarakat luas, dan dengan itu PDIP bisa melihat pergerakan Elektabilitas setiap calon yang didukungnya, Cara yang dilakukan PDI ini cukup ampuh untuk meredam serangan yang langsung dilontarkan lawan kepada kadernya, kita bisa melihat tingkat elektabilitas Jokowi yang terus merosot paska dideklarasikannya belia jadi capres ketimbang beliau hanya jadi “Bola liar” dimasyarat, kalau saja jokowi dideklarasikan jauh sebelumnya mungkin akan berkurang signifikan jumlah pemilihnya dan kemungkinan kalah dalam perebutan kursi Presiden RI semakin besar, akan tetapi hal ini tidak berlaku bagi AHOK, karena lawan poltiknya sudah bisa membaca arah PDIP, sehingga serangan itu sudah bertubi-tubi diterimanya walaupun dukungan penuh belum diberikan dan tugas terbesar PDI saat ini adalah meredakan serangan ini.

 Sebenarnya yang membuat kekagetan yang besar adalah poros cikeas mencalonkan “sang putra fajar” menjadi cagub disandingkan dengan  sylviana jadi cawagub, Agus yang masih aktif dimiliter secara mengejutkan diumumkan setelah para parpol poros cikeas melakukan pertemuan di rumah mantan presiden RI dan juga Ketua umum Demokrat, dengan keputusan ini maka Agus harus keluar dari militer dan tidak bisa kembali lagi apabila gagal di DKI, banyak orang yang menyayangkan hal tersebut karena karir militernya yang bagus selama ini, dan bahkan dari beberapa berita yang keluar hari ini menyebutkan Agus adalah militer paling baik diangkatannya dan dipersiapkan jadi jenderal masa depan.
 tapi salut buat beliau yang berani mengambil keputusan besar dalam hidupnya

 Tidak mau ketinggalan Gerindra dan pks akhirnya mengumumkan  Anis baswedan dan sandiago uno jadi kandidat yang diusung untuk ikut bertarung merebut kursi DKI 1,  banyak hal mengejutkan juga dalam pendeklarasian kedua partai ini mulai dari kemunculan nama Anis baswedan secara tiba-tiba walaupun dipilpres sebelumnya Anis Baswedan adalah tim sukses dari Jokowidodo, salut khususnya buat Prabowo Subianto yang Legowo Mengusung beliau, ini membuktikan tingkat kedewasaan perpolitkan yang baik bagi negeri ini, yang selanjutnya kelegowoan sandiago uno turun tahta dari Cagub menjadi Cawagub, begitu juga dengan Mardani yang sebelumnya digadang-gadang jadi Cawagub menjadi Ketua Tim sukses Pemenangan Anis dan sandiago. sesuatu yang patut dipuji

 Secara Umum bisa jadi diawal ini AHOK dan Djarot masih yang memimpin artinya pasangan ini masih jadi tim penentu akan tetapi dengan hadirnya Anis Baswedan dan disandingkan dengan Sandiago Uno, mungkin arah pemilih akan bergeser, apalagi didukung dengan kemampuan Anis baswedan dalam berbicara,diplomasi yang baik, tenang dan sangat mudah dipahami serta diterima oleh kaum muda, begitu juga dengan Sandiago Uno dengan “Ketampanannya” serta ketenangan dalam bersikap, dan sifat santun yang berhasil ditunjukan sampai saat ini dan bonusnya dua-duanya sudah cukup dikenal oleh masyarakat Jakarta. sedangkan dari Tim Poros Cikeas, mereka harus mampu memperkenalkan kedua pasangannya terhadap masyarakat Jakarta, apalagi cawagubnya belum terlalu “Trending” bagi pemilih Jakarta, tim ini akan menjadi “Kuda Hitam” dalam pertarungan kali ini, akan tetapi dengan adanya SBY sebagai pemikir hebat  dibalik pasangan ini, bisa jadi mereka juga akan jadi tim kuat, pastinya ditunggu gebrakan luar biasa SBY untuk memenangkan pemilihan Jakarta

 Semoga Jakarta mendapatkan pemimpin terbaik, dan yang paling penting hindari “Black Campaign” dan isu SARA demi kedewasaan perpolitikan Indonesia dan Jakarta yang lebih baik

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun