Entah bagaimana hal-hal intoleransi masih terjadi di abad yang sangat modren ini. pada saat dunia menunjukkan kemajuan yang sangat hightech, kita justru masih berkutat dalam urusan intoleran.
Kita sering menghabiskan waktu kita untuk hal yang sangat sia-sia dan tak berguna, meributkan hal-hal yang seharusnya sudah terpecahkan dan sudah ada solusinya dari abad-abad yang lalu, pemikiran kita tidak berkembang, pemahanan kita tidak menunjukkan peradaban yang baik, kita tersandera oleh pikiran yang merasa benar sendiri dan merasa paling sempurna.
Apa urgensinya menghina orang yang sedang beribadah dan apa keuntungan membakar rumah-rumah ibadah, belalah sesuatu sesuai pada porsinya dan aturannya, bela agama dengan cara aturan agama dan ilmu agama, bukan  dengan aturan sendiri dan cara sendiri yang membuat segalanya tampak ambigu, yang justru sulit membedakan mana kebenaran mana kebathilan, mana hasrat mana amarah, mana yang benar mana yang salah, bahkan yang lebih sadis lagi kita justru tidak mampu membedakan yang rahmatan lil'alamin dan mana perusak.
Mulalilah sesuatu dengan niat yang tulus, hilangkan sekecil kebencian dalam hati, redakan amarah sebelum bertindak, hingga kita mampu berlaku adil pada setiap tindakan kita.
*Ingatlah kita semua berbeda dan selamanya akan tetap berbeda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H