Optimalisasi Kinerja Jurnalis dalam Menerapkan Prinsip-prinsip Jurnalisme Guna Meningkatkan Kepercayaan Publik

Kepercayaan publik merupakan muara dalam pekerjaan jurnalistik sehingga dalam menjalankan fungsi dan tugas seorang jurnalis guna  mendapatkan, memelihara dan merawat serta meningkatkan kepercayaan publik terhadap media dan jurnalisnya.

Kepercayaan publik tersebut akan dapat tercapai manakala seorang jurnalis melaksanakan tugas pokok fungsinya dengan baik berdasarkan penerapan prinsip-prinsip jurnalisme yang baik melalui suatu komitmen ataupun etika jurnalisme.

Penerapan prinsip -- prinsip jurnalisme mendorong agar wartawan lebih bertanggung jawab dalam menyajikan informasi ke publik. Menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk. Jurnalis harus menyadari segala hal yang disajikan akan memicu reaksi publik dalam waktu cepat. Kumpulan reaksi itu akan menjelma menjadi pendapat umum yang akhirnya menjadi sikap publik.

Prinsip -- prinsip dalam jurnalisme yang menjadi pegangan setiap jurnalis,yaitu :

• Tugas utama jurnalisme adalah memberitakan Kebenaran.
• Loyalitas utama wartawan pada masyarakat.
• Esensi jurnalisme adalah disiplin Verifikasi.
• Wartawan harus Independent.
• Jurnalisme harus memantau kekuasaan.
• Jurnalisme harus menyediakan forum bagi kritik maupun komentar dari publik.
• Jurnalisme harus berupaya membuat hal yang penting itu menarik dan relevan.
• Jurnalis harus menjaga agar beritanya Komprehensif dan Proporsional.
• Wartawan harus mendengarkan Hati Nurani.
• Hak dan Kewajiban terhadap Berita.                                                                                                                                                                                                                                             

Melalui penerapan prinsip -prinsip jurnalisme diharapkan kinerja seorang jurnalis dapat berjalan secara professional dan proporsional,namun demikian dengan berbagai kemudahan yang saat ini disediakan oleh tekhnologi komunikasi dan informasi jurnalisme dapat berekspresi ke berbagai arah, munculnya berbagai media-media yang beroperasi seperti media cetak, radio, televisi bahkan media online yang dalam pelaksanaan tugasnya tanpa mengindahkan etika pers yang muncul dikarenakan mudahnya orang dapat bekerja sebagai jurnalis tanpa berbekal keterampilan maupun etika jurnalisme yang menimbulkan sisi negatif membawa serta berbagai implikasi etika yang berpeluang untuk munculnya perilaku yang melanggar atau tidak menaati etika jurnalisme yang ada.

Di zaman kemajuan informasi dan tekhnologi saat ini, ideologi dan realita tidak bisa dipisahkan karena kedua hal tersebut memiliki kesamaan dan kepentingan jurnalistik, keseimbangan menjadi hal yang sangat penting  artinya bila ada dua pihak yang berbeda pendapat atau berbeda dalam memberikan keterangan, kedua-duanya haruslah diberi tempat pada berita yang sama.

Berkembangnya tekhnologi informasi saat ini diikuti berkembangnya industri jurnalisme,disamping tergerusnya informasi media cetak dan meningkatnya jumlah media online yang setiap saat dapat di distribusikan kepada khalayak masyarakat tanpa terbatas ruang dan waktu demikian juga dengan berkembangnya tenaga kerja jurnalistik yang menjadi mudah didapatkan perekrutannya.

Kredibilitas media di era maraknya media sosial serta berkembangnya hoax dipertaruhkan. Salah satu upaya agar jurnalis tetap berkompeten dalam memberikan informasi kepada publik adalah dengan diadakannya Uji Kompetensi Wartawan (UKW).

Direktur UKW PWI Pusat Prof. Dr. Rajab Ritonga mengungkapkan pada website Bali Citizen tanggal 21 Mei 2021 berjudul "Dari 120 Ribu Wartawan, Baru 10 Persen Kompeten, PWI Gelar UKW"  menyampaikan bahwa,  UKW menjadi kegiatan yang sangat penting bagi profesi wartawan untuk membuktikan keprofesional dan kualitas profesi sebagai wartawan dan tercatat dari 120 ribu wartawan yang ada di Indonesia, anggota PWI sendiri baru sekitar 13 ribu yang menyandang status kompeten atau sebanyak 10 persen artinya masih terdapat 90 persen wartawan di Indonesia yang belum mempunyai sertifikat Uji Kompetensi Wartawan, dimana di dalam  UKW tersebut terdapat di dalamnya pendalaman terhadap prinsip- prinsip jurnalisme sehingga dapat dikatakan masih sebagian besar wartawan Indonesia bekerja melakukan tugas jurnalisme tanpa melalui uji kompetensi wartawan.

Kesimpulannya bahwa kepercayaan publik dapat terpelihara bila kinerja seorang jurnalis dapat berjalan dengan baik, artinya prinsip - prinsip jurnalisme dapat teraplikasi oleh jurnalis  dengan baik yang ditinjau dari pengetahuannya, skill/keterampilan maupun attitude/perilaku jurnalis.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam mengoptimalkan kinerja jurnalis maka diperlukan penerapan prinsip-prinsip jurnalistik yang baik sehingga kepercayaan publik dapat meningkat.