Latar Belakang
Pertumbuhan teknologi dan komunikasi yang didukung dengan arus globalisasi merupakan dua proses yang saling berkaitan dan mendukung. Dunia yang memiliki ketergantungan terhadap kehidupan sosial, politik, kebudayaan, ekonomi, pendidikan, dan keberagaman teknologi menjadi fenomena adanya Budaya Visual, hal tersebut memperlihatkan perkembangan yang semakin pesat dalam era globalisasi.
Budaya Visual adalah istilah yang secara konvensional dipergunakan untuk merujuk kepada lukisan, patung, pahatan, desain, dan arsitektur. Budaya Visual juga dapat dipergunakan untuk merujuk semua artefak kebudayaan yang menempatkan penampilan visual sebagai fitur utama yang ikut menentukan keberadaan atau tujuan dari artefak kebudayaan itu sendiri. (Jenks, 1995: 16)
Sachari (2007) menjelaskan dalam konteks Budaya Visual, desain dapat dipahami sebagai suatu aktivitas dan karya budaya teraga dan memiliki makna demi peradaban masyarakat yang berkembang. Budaya Visual merupakan salah satu wujud kebudayaan materi (benda) yang mampu ditangkap oleh indera mata (visual) untuk meningkatkan kualitas hidupnya serta dipahami sebagai tautan pikiran manusia.
Budaya Visual sebuah budaya atau tradisi yang secara sengaja maupun tidak sengaja dibentuk oleh manusia yang masih berkembang sejak zaman dulu sampai sekarang, yang mana berfokus menggunakan multimedia yakni visual (pandangan/penglihatan). Dapat menjadi sebuah wadah dalam komunikasi.
Budaya Visual memiliki kemampuan dalam area publik untuk mempengaruhi minat pengunjung dengan cara yang menginspirasi ataupun menjadi sarana hiburan, menjadi tempat ekspresif dan pertukaran ide yang semakin kaya bersama masyarakat. Maka dari itu, penulis memilih area publik Taman Kota untuk melakukan observasi dan analisis.
Taman kota adalah salah satu tempat yang dibutuhkan masyarakat untuk meningkatkan, memperbaiki dan menjaga kesehatan fisik dengan berjalan kaki atau jogging, dan psikologis mereka dengan beragam hiburan dan berekreasi. Salah satu fungsi dan manfaat taman kota yang lainnya tidak secara langsung dirasakan oleh masyarakat, tetapi taman kota juga memiliki peran menjadi pembantu siklus di alam berjalan dengan baik dan pada akhirnya menghasilkan kondisi lingkungan yang lebih nyaman bagi manusia.
Kota Bogor adalah salah satu destinasi wisata penting di Provinsi Jawa Barat, yang memiliki berbagai objek daya tarik wisata, dan banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara (Mulyana, 2012). Pengembangan Kota Bogor sebagai destinasi wisata dimungkinkan karena Kota Bogor mempunyai beragam objek daya tarik wisata, baik yang berbentuk wisata alam maupun buatan, Kota Bogor terus berupaya menambah maupun menata taman-taman kota yang sudah ada.
Posisi geografis Kota Bogor yang berdekatan dengan Jakarta sebagai destinasi wisata internasional, dan ditunjang prasarana dan sarana transportasi yang baik, maka wisatawan mancanegara berpotensi datang ke Kota Bogor. Oleh karena itu Kota Bogor perlu mengembangkan objek wisata dan pendukung objek wisata berupa taman-taman kota yang ramah. Salah satu taman yang dijadikan objek observasi adalah taman kota terluas di Kota Bogor yaitu Taman Heulang, berdasarkan data dari Dinas Perumahan dan Permungkiman Kota Bogor, luas Taman Heulang adalah 28.388m2.
Awal mulanya taman ini merupakan sebuah area lapangan sepak bola. Pada tahun 2015, Pemerintah Kota Bogor melakukan renovasi dan membangun fasilitas-fasilitas yang mendukung menjadi Taman Heulang. Pada tahun 2016, Taman Heulang sering dipilih sebagai lokasi berkumpulnya masyarakat ketika ingin melakukan aktivitas olahraga pagi maupun sore hari.
Tujuan
- Mengobservasi dan analisis manifestasi Budaya Visual di Taman Heulang Bogor
- Menggali makna dari simbol-simbol yang ada
- Mencari hubungan konsep dan elemen Budaya Visual dengan objek visual