Mohon tunggu...
Moh. Saikhul A
Moh. Saikhul A Mohon Tunggu... -

Bismillahirrohmanirrohim

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Membangun Mentalitas Bangsa dengan Pancasila

4 Juli 2014   21:33 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:28 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejenak saya terbersit pikiran apakah benar apabila hal ini diterapkan pada bangsa indonesia, saya merasa disini ada penekanan yang harus dilaksanakan, bukan hal alamiah yang tumbuh dengan sendirinya, dan saya yakin ini adalah cacat, kenapa pancasila harus di doktrinkan pada moral individu, yang jelas-jelas keinginan alamiah manusia adalah bebas, bebas dalam artian biarkan saya memilih sendiri karena saya memiliki pikiran dan jelasnya saya memiliki otak untuk berfikir, saya berhak menentukan jalan saya sendiri bukan dengan cara yang seperti itu.

Hal ini disadari atau tidak adalah suatu bentuk kekurang sumberdayaan bangsa kita terhadap figur-figur idola, sampai-sampai para pendidik kita menggunakan pancasila yang aksinya hanya sebatas konseptual, individu yang mendapatkan materi hanya hafal silanya saja dan tidak tahu apa aksi yang harus dilakukan, karena nyatanya pancasila itu konsep dan menurut saya konsep itu berbeda dengan figur yang memperlihatkan hasil nyata, yang nyata-nyata dia menghasilkan hal yang nyata, dan dapat disimpulkan bahwa sebenarnya gagasan membangun mentalitas bangsa dengan pancasila itu dirubah dengan hal yang sifatnya upaya, dimana mereka yang berani berbicara tentang upaya membangun bangsa harus menunjukkan contoh bagi individu yang lain, agar individu-individu yang lain tidak merasa sendirian dalam mengerjakan sesuatu hal yang sifatnya membangun mentalitas bangsa.

Dan sudah tentu juga merubah sudut pandang dari menggunakan pancasila sebagai landasan pembangunan mental dengan melihat figur-figur yang dapat di teladani bahwa dalam diri mereka yang patut diteladani itu terkandung pancasila. Melihat figur dari usaha kerja kerasnya, melihat figur dari semangatnya membangun ideologinya, melihat figur dari konsistensinya dalam berjuang untuk ideologinya. Yang jelas mereka yang berjuang itu punya dasar dan sangat rendah ketika seseorang melarangnya, mereka yang membawa ideologi itu ingin ideologinya diterima dan begitu juga sebaliknya, pertentangan ideologi yang tidak disadari akan pentingnya tenggang sosial itu namanya kejahatan, itu bukan perjuangan ideologi. Seorang yang memperjuangkan ideologi harus mempunyai jiwa tenggang rasa. Apabila tidak ada tenggang rasa bagi saya itu adalah kejahatan.

Indonesia membutuhkan kepedulian, indonesia tidak krisis ekonomi, namun indonesia krisis kepedulian, kepedulian pada sesama bangsa indonesia, kepedulian pada orang lain, dan inilah kebiasaan bangsa yang masih berkembang, dimana kepedulian sosial semakin tergerus, individu semakin banyak yang mengartikan kesuksesan adalah sama dengan memiliki uang banyak, menjadikan individu rakus dan tidak manusiawi, ibarat indonesia ini adalah satu keluarga, apabiala pada saat makan bersama ada satu anggota keluarga yang rakus dan sedikit jiwa sosialnya pada orang lain sudah pasti pertentanganlah yang terjadi, dan sangat munafik juga ketika menginginkan indonesia yang sangat adil, karena nyatanya dalam suatu keluarga juga akan lebih indah apabila ada konflik-konflik kecil utuk membesarkan jiwa.

Pancasila itu penting, semangat mengembangkan ideologi itu penting juga tenggang rasa dan jiwa sosial itu penting, mungkin sah-sah saja ketika manusia menganggap kenikmatan hidup ini hanya ketika memiliki uang banyak dan sudah sewajarnya apabila dia memburu kekayaan dengan berbagai cara, namun masih baguskah ketika kekayaan yang telah terkumpul itu hanya untuk sombong pada orang lain, sombong kalau dia bisa, lupa bahwa apa yang telah dilakukannya bukan hanya merugikan lawannya saja namun juga rakyat kecil. Dasar manusia yang selalu ada rasa ingin diagungkan seperti firaun. Dan mungkin juga itu cobaan bagi manusia yang memang telah ditakdirkan dengan jiwa yang kuat dan telah dijanjikan surga baginya, alhasil tulisan ini tidak memiliki kesimpulan yang final, mari kita nikmati dunia dan seisinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun