Mohon tunggu...
Alda Gemellia Munawwaroh
Alda Gemellia Munawwaroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - member of Islamic Association of University Students

Math Education 2018

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lima Kriteria Perempuan Ideal

11 November 2021   16:25 Diperbarui: 11 November 2021   19:13 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setelah selesai menonton video diskusi Najwa Shihab (Mbak Nana begitu sapaan publiknya) bersama dengan beberapa tokoh publik seperti Reza Rahardian, Arie Keriting, Mas Mentri Nadiem Makarim, serta dr. Tompi yang berjudul "Susahnya Jadi Perempuan", banyak pengetahuan yang baru saya dapatkan khusunya tentang prespektif laki-laki mengenai perempuan. 

Saya pun jadi teringat obrolan santai dengan seorang teman yang kebetulan juga seorang ketua umum salah satu organisasi internal kampus tempo waktu lalu. Beliau menanyakan lima kriteria wanita (perempuan) ideal. Awalnya saya tidak ingin menjawab begitu saja. Ketika saya menanyakan kembali apa alasannya menanyakan hal itu, beliau hanya menjawab jika beliau tidak puas dengan jawaban beberapa perempuan yang sudah ditanyainya lebih dulu. "Kebanyakan masih menjawab dengan prespektif subjektif...", kira-kira begitu ujarnya.

Kemudian saya hanya menjawab dua kriteria dari lima kriteria perempuan ideal yang dimintanya. Pertama, paham akan fitrah dan peran nya, dan yang ke-dua bisa membedakan antara kedua nya. Nampak sekali ketidakpuasan dari raut wajahnya. Beliau lalu menanyakan alasannya. Kemudian saya jelaskan, apa saja fitrah perempuan, dan apa saja peran perempuan itu. 

Fitrah/ kodrat perempuan adalah segala sesuatu yang memang digariskan hanya dimiliki oleh perempuan. Seperti menstruasi, mengandung serta melahirkan, dan menyusui. Sedangkan peran adalah segala hal yang memiliki nilai keharusan dalam melakukannya. Peran perempuan terbagi menjadi empat. Peran sebagai anak, peran sebagai istri, peran sebagai Ibu, dan peran sebagai anggota masyarakat. Peran-peran perempuan ini memiliki kesejajaran dengan peran laki-laki (Sebagai anak, sebagai suami, sebagai ayah, dan sebagai anggota masyarakat).

Misalkan peran perempuan sebagai anak adalah wajib menghormati orangtuanya, pun demikian dengan peran anak laki-laki juga harus menghormati orangtuanya. Jika peran perempuan sebagai istri adalah menghargai dan mencintai suaminya serta menjaga keutuhan rumah tangga, pun suami juga harus menghargai dan mencintai istrinya serta memikul tanggungjawab yg sama untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga nya. 

Ketika peran perempuan sebagai Ibu adalah mendidik dan mengasuh anak, pun sama hal nya dengan ayah, ia juga berkewajiban untuk mendidik dan mengasuh anak. Dan yang terakhir adalah peran sebagai anggota masyarakat. Baik perempuan maupun laki-laki tidak ada perbedaan yang kontras dalam perannya sebagai anggota masyarakat. Berlaku baik dengan tetangga, turut rukun dan guyub sesama warga, dan ikut serta melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai anggota masyarakat. Dengan begitu baik perempuan maupun laki-laki dengan sadar akan paham bagaimana mereka seharusnya menempatkan diri di berbagai posisi dan situasi.

Mendengar penjelasan yang cukup panjang ini, teman saya tidak bergeming sedikit pun. Seperti sedang me-reset kembali pemikirannya selama ini tentang perempuan. 

"Berarti menurutmu perempuan minimal harus paham dn bisa membedakan akan fitrah dan peran nya. oke, nanti aku catat. Ini pengetahuan baru buat aku. Terima kasih ya..", ujarnya kala itu. 

Saya pun terkejut dengan ucapan terima kasih nya, karena saya pikir seharusnya beliau sudah mengetahui ini sebelumnya. Membalas ucapan terima kasih nya, saya hanya tersenyum sebelum kemudian menyeruput kembali secangkir kopi hitam yang sudah dingin karena cukup lama didiamkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun