Hari ini disaat dunia dilanda kemajuan ilmu dan teknologi yang kian beragam macamnya, segala daya pemikiran turut memacu ladang-ladang kreatifitas dan keinovatifan para penghuninya, tak dapat dipungkiri pula halnya kelajuan tersebut merubah segala aspek baik itu lingkungan dan manusia yang dalam hal ini sebagai konsumen dari dampak yang diciptakan. Dimana manusia kali ini? Ada apa dengan seorang manusia? Siapakah dia saat ini? Kedudukannya sebagai lakon utama, dimana keberadaanya? Apakah eskalasi ini menjadi sebuah momentum dan juga keuntungan, ataukah hanya sebagai penyakit akibat keterlenaan yang diberikan? Entah, mengapa kebanyakan manusia hari ini layaknya ditimang-timang akibat kenyamanan yang disuguhkan. Bagaimana dengan para bung kecil-kecil ini nanti? Bung kecil yang kumaksud ialah para pemuda. Pemuda yang biasa berani mengambil sikap untuk dirinya tentu untuk mewujudkan kemaslahatan umat, pemuda yang kuat tentang keidealisan pembaharuan-pembaharuan yang dihasilkannya, pemuda yang memposisikan dirinya untuk bisa mendinamisator problematika yang terjadi ditengah-tengah kebingungan masyarakat "Problem Solving", pemuda yang mengawali segala asa yang dimpikan bangsa. Seolah-olah dengan cepatnya kemajuan IPTEK yang berlangsung hari ini merupakan titik balik teruntuk dunia tak terkecuali diIndonesia sendiri. Perkembangan IPTEK Sendiri ialah penjelmaan dari revolusi Industri yang diinisiasi oleh ilmuwan dunia ditahun 1760-1850 (revolusi industri ini tumbuh subur di wilayah eropa telebih inggris raya). Ditahun tersebut awal mula tekhnologi diproyeksikan dan dirancang. Pergolakan industri makin beranjak tiap periodenya, penemuan-penemuan baru terus digalakan sampai revolusi industri dunia memiliki empat tingkatan tahapan perubahan yaitu revolusi industri 1.0, 2.0, 3.0, 4.0 dan hari ini mengalami pada tahahapan fase 5.0, bahkan setiap progres penelitian baik itu kecil ataupun besar memiliki pengaruh bagi dunia.
        Revolusi industri didesain sedemikian rupa agar menjadi kemajuan yang mempermudah manusia, karenanya pun produktivitas dari kemajuan IPTEK ini kian digenjot secara terus-menerus untuk mencukupi kebutuhan dari banyaknya permintaan konsumen. Terlebih lagi tujuan revolusi industri adalah mengembangkan dari teori-teori ini agar tak menjadi suatu ide yang hanya terbilang stagnan, maka dari itu gambaran komplesitas dari sarana dan prasana yang kita gunakan hari ini menciptakan dimensi yang berbeda sebelum pembaharuan itu digaungkan. Apalagi dengan canggihnya peralatan yang telah tersedia sekarang menjadi pemantik bagi generasi muda untuk mewujudkan segala cita-citanya. Sedangkan kebanyakan pemuda sekarang kembali pada poin sebelumnya, terbelenggu oleh kenikmatan-kenikmatan tanpa adanya upaya-upaya untuk memanfaatkan, hingga sampai dititik persoalan kebingungan tiada henti untuk mengembangkan sebuah value dalam dirinya atau dapat dinilai sebagai penikmat saja. Maka dari itu di masa mendatang seorang pemuda ini hanya sebuah subjek individu dari segerombolan manusia yang menumpang hidup di dunia atau komunitas sosial manusia yang kelak akan menjadi agen perubahan "agent of change" dengan kontribusi dedikasinya dari hantaman arus globalisasi. Sosok pemuda adalah representatif simbol semangat perjuangan atas persoalan akhir-akhir ini, salah satu gambaran nyata dalam ukiran sejarah dapat dilukiskan besarnya sumbangsih peran pemuda kepada bangsa yang dimana hingga hari ini dapat dirasakan manfaatnya oleh semua masyarakat di negara ini. Bagaimana segala lika-liku dari proses, peristiwa, sampai pada puncak mimpi-mimpi impian itu dapat diraih dan dimaklumatkan dipanggung internasional, bagaimana pribadi seorang pemuda jika dipikir-pikir dengan pola dan daya kapasitas seorang manusia diusia tersebut dapat dikatakan belum mumpuni untuk merenungkan sesuatu yang dianggap berat, ditambah dimasa-masa itu sangat berbading terbalik tigaratus enampuluh derajat tidak sekondusif sekarang dan lagi pula kemajuan IPTEK tidak sepesat hari ini. Kok bisa hal tersebut bisa terjadi? Usut punya usut ternyata hal ini tak lepas dari tiga faktor, diataranya terdiri dari pemuda, konsepsi tujuan, dan ekonomi. Kenapa bisa dikatakan tiga unsur tersebut yang mendasari dari pengaruh pergolakan kala itu, pertama jika menarik keadaan kala itu sangat sulit untuk seorang pribumi apalagi pemuda yang notabene adalah sosok yang dirasa menganggu oleh pihak lawan akibat doktrin-doktrin pemikirannya dinilai ekstrim tentang hak-hak kebebasan dan keadilan teruntuk masyarakat yang disaat itu terpenjara oleh kaum imperialis, ditambah pemikiran yang dicanangkan oleh para pemuda memiliki dampak lebih kepada masyarakat hingga turut terlibat mengangkat senjata ditengah carut-marutnya kebiadaban yang diperlakukannya terhadap ibu pertiwi, karena imbas tersebut seakan-akan membuat pihak lawan mengalami ketakutan yang cukup mendalam, disisi lain bagaimana peran perekonomian dapat dikatakan sebuah batu loncatan bagi anak muda akibat keterpurukan hegemoni kolonialis yang teramat kental waktu itu, karena pada hakikatnya sebelum banyaknya suatu wadah perkumpulan-perkumpulan dimasa pra-kemerdekaan, dapat dibilang perekonimian inilah yang memantik dan mengawali pengadaan ruang-ruang perkumpulan ataupun diskusi, walaupun nantinya membahas tujuan dari ekonomi itu mau dibawa kemana, namun tak disangka-sangka dengan pantikan tersebut, keidealisan anak muda dan juga semangatnya terpantik dari hal ini, mungkin kalian tak cukup asing jika mendengar nama Sarekat Dagang Islam atau biasa disingkat "SDI". SDI sendiri adala suatu wadah perkumpulan yang mana bergerak dibidang perekonomian, perkumpulan yang banyak diisi oleh kalangan muda dan tua yang mana nantinya dari wadah ini menampung dan menjadi jembatan suara masyarakat yang kelak akan melahirkan tokoh-tokoh pergolakan yang dapat kita lihat dibuku-buku sejarah.
       Setelah kita ulik dan baca-baca banyaknya fenomena yang timbul tempo hari dengan keadaan yang sangat berbeda dengan hari ini, semestinya menjadi pembelajaran bagi para generasi muda sekarang untuk lebih bergairah dan antusias. Antusias ini bukan hanya sebagai penikmat ataupun konsumen semata akan tetapi bagaimana fasilitas ini menjadi ajang untuk memaksimalkan kompetensi diri yang dimilikinya. Namun, anak-anak muda hari ini banyak dihuni oleh generasi yang hampir seluruh aktivitasnya dikerjakan di dunia maya, dan hanya menerima yang berkaitan dengan yang instan-instan. Disaat lenggang diri ini pernah berpikir apakah kemajuan IPTEK hari ini belumpantaskah digunakan oleh masyarakat Indonesia terlebih lagi sumber daya manusia yang hari ini terbilang labil. Bagaimana peran ini dapat dimanfaaatkan dan dikolaborasikan sebaik-baiknya untuk mengolah kemajuan yang telah tersedia sekarang agar dapat menopang keberlangsungan mereka nantinya, apalagi hari ini dengan kemudahan-kemudahan yang didapat seperti informasi yang mudah dijumpai baik itu di media sosial dan media masa yang dapat di akses dismarthpone, apabila ingin membeli suatu barang cukup hanya dengan membuka pada laman marketplace diaplikasi platfrom yang telah disediakan, dan berbagai kemudahan yang lain. Melihat dari banyaknya kemudahan yang bisa diperoleh, tak dipungkiri pula menghendaki bahwasannya masyarakat Indonesia terutama generasi muda hari ini tidak bisa lepas oleh perkembangan teknologi, menurut survey data We Are Social tingginya penggunaan media sosial masyarakat Indonesia mencapai 139 juta atau jika diakumulasikan sekitar 49,9% total populasi seluruh rakyat Indonesia. Terkadang melihat realita di lapangan tidak seperti ekspetasi pikiran kepala, karenanya banyak konsekuensi yang harus bisa diterima, contoh kecil akibat keterlenaan ini banyaknya anak-anak muda bangsa ini hanya menghabiskan waktunya didalam kamar, bermain game online, dan lain halnya yang sebetulnya tidak memiliki faedah malah-malah hanyaunfaedah yang didapat. Sekalipun hari ini masih dianggap sebelah mata oleh sebagian orang dan mungkin beberapa orang tua hari ini menganggap menyepelakan anak muda seperti "zaman e bapak tidak seenak zamanmu le, apa-apa yang bapak inginkan harus berusaha lebih untuk mendapatkannya, kamu hanya mencet-mencet tombol sudah dapat barang yang kamu inginkan". Segala hal terkait pemuda dengan dan masih banyak konotasi penilainnya, jangan dilupa bahwasannya anak muda zaman dahulu juga terpantik akibat dari sebuah permasalahan. Contoh kasus kecenderungan yang mana pemuda hanya sebagai penikmat akan tetapi jika diperdalam lagi mereka masih memiliki semangat untuk mencoba hal baru dan berani mengambil risiko. Banyak anak muda Indonesia yang berani memulai usaha sendiri, baik dalam bidang teknologi, kuliner, fashion, atau sektor kreatif lainnya. Mereka tidak hanya bekerja untuk orang lain, tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain, yang berkontribusi pada perekonomian lokal dan nasional. Bagi anak muda zaman sekarang hal ini menjadi pecutan untuk mereka untuk berkarya sekreatif mungkin dengan menyelaraskankemudahan-kemudahan yang didapat hari ini, halnya banyak start-up yang dimulai oleh anak muda, yang berfokus pada teknologi tinggi seperti kecerdasan buatan (AI), fintech (teknologi finansial), e-commerce, dan aplikasi digital lainnya.
 Kewirausahaan yang digerakkan oleh generasi muda tidak hanya menciptakan lapangan pekerjaan baru, tetapi juga mendorong transformasi ekonomi dengan ide-ide segar dan disruptif. Dengan perkembangan teknologi, anak muda Indonesia sangat aktif dalam dunia digital, baik sebagai konsumen maupun produsen. E-commerce, konten digital, aplikasi, dan layanan berbasis teknologi menjadi sektor yang banyak dikuasai oleh anak muda dan memberikan kontribusi besar pada perekonomian Indonesia. Sektor ekonomi kreatif juga berkembang pesat, berkat peran mereka. Untuk mengoptimalkan potensi anak muda dalam masyarakat dan ekonomi, pemerintah dan masyarakat perlu berkerja sama dan turut terjun untuk menyikapinya. Dimana kerja sama itu merupakan langkah awal sebagai upaya dari melimpahnya sumber daya pemuda Indonesia hari ini dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan menyediakan pelatihan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja dapat membantu anak muda memperoleh keterampilan yang lebih baik. Memberikan dukungan berupa pelatihan kewirausahaan, akses modal, dan jejaring bisnis dapat membantu anak muda untuk menciptakan usaha yang berkelanjutan, maka dari keadaan itu perlunya trobosan-trobosan baru, apalagi jika melihat kawan-kawan kita di luar pulau jawa. Pada dasarnya hari ini di luar pulau jawa masih banyak akses teknologi dan infrastruktur yang kurang memadai, terlebih lagi didaerah terpencil dengan belum terjamahnya akses-akses teknologi seperti sekarang. Pendidikan, keterampilan, dan tentunya teknologi yang memadai memungkinkan anak muda untuk berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian. Anak muda yang terampil di bidang teknologi, keuangan, dan manajemen bisnis dapat membantu meningkatkan produktivitas dan daya saing Indonesia di pasar global. Mereka bisa memanfaatkan internet, aplikasi mobile, dan teknologi lainnya untuk meningkatkan efisiensi, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam konteks pekerjaan dan bisnis. Dalam dunia pendidikan, misalnya, anak muda juga menggunakan teknologi untuk mengakses informasi dan belajar secara mandiri melalui platform online. Ekonomi digital adalah salah satu sektor yang berkembang pesat dan banyak didorong oleh anak muda. Mereka terlibat dalam berbagai aktivitas seperti bisnis online, e- commerce, media sosial, dan pengembangan perangkat lunak. Melalui penggunaan platform digital, anak muda dapat membuka peluang pasar global, memanfaatkan data besar (big data), dan mempercepat inovasi di berbagai sektor. Anak muda yang berpendidikan tinggi memiliki peran penting dalam riset dan pengembangan teknologi. Anak muda juga semakin aktif dalam mempengaruhi kebijakan publik terkait dengan ekonomi dan iptek. Mereka sering kali menjadi suara kritis dalam isu-isu seperti kesenjangan digital, akses terhadap pendidikan dan teknologi, serta pentingnya regulasi yang mendukung inovasi sambil melindungi kepentingan sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H