Siang itu Hans sedang berada di dalam kelas diundang Bu Guru Yuli untuk menerangkan pentingnya patuh pada perkataan orang tua.
"Ingat ya anak-anak, kalian harus menuruti perkataan orang tua kalian. Terlebih soal petasan!"
"Kenapa dengan petasan Pak Kades? Kan bikin suasana meriah?"
"Itu kalau dikelola oleh orang yang tepat! Kalau orang yang belum berpengalaman pasti kacau. Bapak punya pengalaman pahit soal petasan, mau dengar?"
"MAUUUUU....", Jawab anak-anak dalam kelas serentak.
"Waktu bapak seusia kalian, Bapak sangat tergila-gila dengan petasan. Pernah satu waktu ketika pulang sekolah, bapak membeli petasan bulat warna-warni. Kata penjualnya, ini suaranya sangat besar. Bisa memekakkan telinga. Dijamin puas katanya. Karena yakin, bapak langsung membeli 5 buah. Lengkap dengan obat nyamuk seukuran ibu jari dan korek apinya."
".........."
"Sesampainya di rumah, bapak di sambut oleh ibu, dia lantas bilang, Hans, kamu jangan main petasan ya. Tuh liat temen kamu si Ibay, kemarin kepalanya kena percikan petasan air mancur. Mendengar peringatan ibu tadi, bapak langsung memegang tas yang berisi petasan tadi. Aman. Asal tidak ketahuan."
".........."
"Malam harinya setelah makan malam, bapak buru-buru masuk kamar. Mengunci pintu, kuncinya kemudian dimasukkan ke dalam kantung kain, kantung kain tadi dimasukkan ke dalam dompet, dompet dimasukkan ke dalam tas, tas dimasukkan ke dalam laci dan dikunci, kuncinya di masukkan ke kantung celana."
"Lalu apa yang bapak lakukan?"