Mohon tunggu...
Fahmi Idris
Fahmi Idris Mohon Tunggu... Professional IT - System Analyst -

Introvert, Kinestetik, Feeling Extrovert, System Analyst, Programmer, Gamers, Thinker, Humorous, Dreamer. Web : ghumi.id Instagram : fahmi_gemblonk

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Tunggu Akhir Tahun Mah, Semoga Rejekinya Bagus

12 Desember 2014   16:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:27 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mi gimana baju teh? Udah milih?

Itu isi SMS dari mamah tiga minggu kemarin. Untuk urusan baju memang mamah tuh paling ribet. Paling kepo. Alasannya sih karena kepingin bikin baju seragam keluarga buat nikahan nanti. Dan baju seragamnya itu harus senada dengan baju si pengantin. Biar enggak tabrakan katanya.

Begitu hebohnya mamah soal baju. Soalnya Tante yang tinggal sekota dengan orang tua sekarang ini, jago mendesain pakaian. Koleksi batik keluarga meningkat drastis sejak dua tahun terakhir ini. Teteh yang ada di pulau seberang, beberapa kali mengirimkan bahan tenun pada kami di pulau jawa untuk jadikan pakaian. Setiap kami diberikan bahan 1.5 – 3 meter dengan motif bahan yang berbeda-beda. Abang saya misalnya, dia kebagian satu kain bahan ukuran 2 meter. Alhasil dengan kemampuan desain sang tante, kain tersebut disulap cukup untuk 4 orang. Si Abang, Istrinya dan dua anaknya.

Karena jagonya sang tante yang sudah terbukti dengan 2 kali hajat pernikahan sepupu yang menggunakan desain miliknya, maka mamah senang bukan main waktu sang tante bersedia membuatkan seragam keluarga di pernikahan saya nanti. Jadinya heboh dan kepo.

[caption id="attachment_340809" align="aligncenter" width="432" caption="Abang dan Keluarga"][/caption]

Inget ya! Pernikahan itu bukan cuman soal elo sama pasanganlo, tapi juga soal menggabungkan dua keluarga besar. Budayanya, kebiasaannya dan lain-lain.

Itu wejangan dari dosen pembimbing waktu kuliah dulu. Dosen yang tak cuma bagi-bagi ilmu, tapi juga bagi-bagi petuah hidup. Petuah di atas benar adanya. Bukan cuma karena Indonesia memiliki ragam suku dan adatnya, tapi juga karena profesi dan kebiasaan kedua orang tua juga menentukan kebiasaan dan budaya di dalam keluarga.

Ucapan sang dosen yang jadi pegangan saya dalam merancang pernikahan nanti. Untuk mengurangi dan meredam masalah, maka komunikasi perlu diutamakan. Sebisa mungkin saya kontak melalui SMS atau telepon orang tua setelah bicara dengan calon mertua. Begitu juga sebaliknya, saya bakal langsung bicara dengan calon mertua setelah dapat kabar dari orang tua. Selain bicara langsung, saya dan calon istri juga banyak sharing melalui mobile chatting.

[caption id="attachment_340811" align="aligncenter" width="650" caption="Ilustrasi Mobile Chatting (sumber : msecnd.net)"]

14183506541371387460
14183506541371387460
[/caption]

Masalah mulai muncul ketika saya yang berada di Jakarta perlu mengirimkan citra (gambar) baju mempelai pada orang tua yang berada di Tasik. Beberapa bulan lalu saya berhasil mengirimkan gambar melalui MMS. Tapi entah kenapa paket MMS dari orang tua bermasalah. Saya sudah infokan cara mengaktifkan dan menggunakan, namun tetap saja tidak berhasil.

Masalah pengiriman gambar baju mempelai masih berlanjut esok harinya. Mamah berencana meminta bantuan sang Tante. Tante yang punya pin BB. Dan karena mamah dan Tante punya jadwal olahraga 3 kali seminggu. Jadi pertemuan olahraga itu dimanfaatkan mamah untuk saling bertukar gambar. Di sini juga masih ribet, tukar menukar pin BB berlangsung melalui SMS.

“Mi, kirimin pin BB dong. Ini mamah lagi sama si Tante. Kirimin foto baju yang kemarin”, begitu SMS dari mamah. Saya langsung membalas kode pin BBM ke sana.

“Ah enggak bisa diadd Mi, Add pin BB si Tante aja nih ******* (sensor)”, Lah ini malah gak bisa di-add. Alhasil saya lah yang menambahkan kontak sang Tante ke daftar kontak.

Begitu lah seterusnya foto dikirim melalui mobile chatting tadi. Namun begitu saya kirimkan, komentar negatif muncul. Katanya, warnanya kurang bagus. Kurang ngejreng. Nanti mamah sama tante bakal datang ke Jakarta untuk membantu memilihkan pakaian pengantin. Masa’ baju pengantin kalah ngejreng sama baju seragam keluarga? Kan enggak keren, begitu katanya.

Saya langsung infokan kejadian ini pada calon istri. Kami menyambut gembira. Mau dipilihin bajunya sama tante yang jago desain baju. Pasti pilihannya bakalan bagus. Jadi gak perlu ragu lagi deh sama pilihannya. Tapi sebelum mereka datang nanti, saya inisiatif untuk mengirimkan foto dengan versi model yang full lightning dari sanggar.

[caption id="attachment_340812" align="aligncenter" width="360" caption="Model Pakaian Pengantin"]

1418350697640690533
1418350697640690533
[/caption]

Ternyata tanggapannya positif. Karena foto tadi pencahayaannya bagus dan kamera fotonya juga bagus, maka mamah dan tante mengurungkan niat untuk ke Jakarta. Lagian juga kan sayang bensin dan ongkos. Lebih hemat.

Masalah belum selesai, Hari H masih kurang dari 6 bulan lagi. Dan masalah-masalah seperti di atas bakal banyak terjadi. Tukar kirim gambar akan banyak terjadi. Dan enggak enak kalau kirim-kirim gambar harus melalui sang Tante. Dan perlu menunggu di mana hari mamah dan Tante berolahraga. Bisa nguras waktu banget.

Tunggu ya mah, do’ain aja akhir bulan ini Fahmi dapat rejeki bagus. Biar pas pulang ke Tasik sana, Fahmi bisa bawa handphone lengkap dengan paket internetnya. Biar enggak rempong urusan kirim gambar atau video. Dan lancar pas hari H. Aamiin

__
Ghumi - 20141212

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun