Mohon tunggu...
Gemantara Maliki
Gemantara Maliki Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hello, it's Gemantara. Kami di sini membawa berita tentang kegiatan pengabdian kami kepada masyarakat di daerah Gubugklakah, Poncokusumo.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Pencegahan Virus Polio dengan Penyelenggaraan Sub PIN Polio di Desa Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo

26 Januari 2024   21:01 Diperbarui: 26 Januari 2024   21:12 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Polio merupakan penyakit menular berbahaya yang menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun. Enterovirus atau virus penyebab Polio bekerja dengan menyerang sistem saraf sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan. Penyebaran virus ini terjadi melalui rute fekal-oral yaitu masuknya virus melalui makanan maupun minuman yang telah terkontaminasi dari kotoran yang mengandung virus polio (Nufra dan Misrina, 2023). Oleh karena itu penyakit polio ini harus diwaspadai karena dapat menular hingga berdampak besar bagi kesehatan. 

Sebagai bentuk pencegahan virus menular polio ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Malang menggelar Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) Polio secara serentak sebanyak dua putaran. Vaksin polio yang pertama telah dilaksanakan pada 16 Januari 2024, dengan putaran kedua yang akan dilaksanakan sekitar pertengahan bulan Februari. Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (Polio I, II, III, dan IV) dengan interval pemberian tidak kurang dari 4 minggu. Vaksinasi polio berupa vaksin oral atau tetes sehingga tidak akan menimbulkan efek samping pada balita seperti badan menjadi panas atau demam.

Pemberian imunisasi polio kali ini dilaksanakan di Balai Desa Gubugklakah yang dilakukan oleh petugas kesehatan posyandu yang terlatih dan dibantu oleh mahasiswa KKM kelompok 74 UIN Malang. Pemberian imunisasi polio di posyandu dilakukan dengan cara menetesi sekitar dua tetes vaksin ke mulut anak. Setelah mendapatkan imunisasi, anak tidak boleh makan atau minum selama kurang lebih 10 menit. Hal ini untuk memastikan bahwa vaksin bekerja dengan baik dan tidak terganggu oleh makanan atau minuman. Setelah pemberian imunisasi, anak akan mendapatkan tanda khusus berupa tinta ungu di jari kelingking sebagai tanda jika anak sudah mendapatkan imunisasi polio.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri

Pemberian imunisasi polio di posyandu juga diikuti dengan pemberian konsumsi tambahan untuk anak, seperti puding. Konsumsi tambahan ini bertujuan untuk meningkatkan gizi serta daya tahan tubuh anak. Pemberian imunisasi polio untuk anak-anak di desa Gubugklakah ini mendapat sambutan yang baik dari masyarakat sekitar. Banyak orang tua atau wali yang antusias membawa putra-putrinya untuk mendapatkan imunisasi polio.

dokpri
dokpri

Pemberian imunisasi polio ini merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan Indonesia bebas polio. Meskipun Indonesia telah dinyatakan bebas polio oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak tahun 2014, hal ini tidak boleh membuat kita lengah dan berhenti melakukan imunisasi polio, karena masih ada kemungkinan virus polio masuk ke Indonesia. Oleh karena itu, kita harus tetap melakukan imunisasi polio secara rutin dan berkala untuk menjaga kekebalan tubuh kita terhadap virus polio, karena anak-anak adalah generasi penerus bangsa yang harus kita lindungi dari penyakit polio.

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun