Segaris senyum dibibirmu buat jantungku takut; kembang-kempis.
Karena senyum itu hadir di antara tangis dari sejak semalam gerimis.
Menetes setitik demi setitik yang menyimpan rahasia di dalam titiknya.
Mungkinkah aku yang menjadikanmu nelangsa?
Atau dari orang yang bagimu begitu berkuasa?
.
Aku susuri setiap jengkal mendung yang kau kisahkan.
Menyelami awan yang penuh nestapa.
Dan aku nyaris tenggelam; tak mampu bernafas pada tekanan yang begitu besar.
Semakin dalam, semakin menyayat rasa bercandaku.
Aku tak mampu menjangkau palungmu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!