Dunia yang penuh drama telah menyodorkan banyak lakon yang memusingkan. Setiap hari mesti saja ada gesekan-gesekan yang berujung pada tangisan. Seketika hidup ini menjadi pelik. Teknologi telah membawa manusia di abad ini melayang tak terkendali. Media sosial menjadi media caci-maki dan fasilitas untuk bertinju. Ini sungguh terlalu!
Telah terjadi pergeseran di tengah masyarakat yang katanya berbangga akan ilmu pengetahuan, namun miskin moralitas. Norma-norma, nilai-nilai, bahkan struktur sosial telah tercabik-cabik oleh cakar-cakar teknologi--yang bukannya memudahkan malah cenderung menyulitkan. Peradaban di ambang kehancuran.
Perubahan sosial yang melesat bagai kilat terus menjadi-jadi dan semakin sukar terkendali. Konflik dan peperangan terjadi di beberapa wilayah, menyisakan banyak orang kehilangan rumah dan terpisah oleh sanak saudara baik di dalam dunia maupun di luar dunia. Negara-negara kuat pamer kuasa dengan menindas negara-negara lemah. Bayi-bayi tergeletak tanpa jelas kuburnya. Inikah dunia beradab yang konon sarat akan penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi?
Wahai wajah-wajah penuh kesombongan, kalian berasal dari sari pati tanah yang hina kenapa pula masih bersifat langitan? Berikan sedikit senyum lembut penawar dahaga di tanah kering kasih sayang. Hentikan pembangunan kembali istana bersumber wangsit dalam mimpi di tengah hari bolong. Anak-anak dunia harus diberi kesempatan memiliki masa depan.
Mari menebar cinta dan kasih sayang, bukan perang!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H