Social climbing merupakan salah satu jenis dari mobilitas sosial, yang mana mobilitas sosial menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)Â memiliki arti sebuah perubahan kedudukan warga masyarakat kelas sosial yang satu ke ke kelas sosial yang lain. Nah, social climbing ini ditandai dengan naiknya status seseorang ke kedudukan yang lebih tinggi lagi atau terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi, daripada lapisan sosial yang sudah ada sebelumnya. Kebalikan dari social climbing ini dinamakan social sinking.
Banyak yang mengaitkan bahwa social climbing ini terwujud atas dasar pendidikan yang memadai. Berdasarkan perspektif masyarakat yang beranggapan bahwa semakin tingginya pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula derajat sosialnya. Hal itu tentunya ada pro kontra dari masyarakat yang beranggapan bahwa tidak jarang orang yang sukses tidak memiliki gelar sarjanah. Lantas bagaimana kebenarannya?
Sebenarnya tidak ada benar atau salah, namun dari mana cara kita memandang seberapa penting pendidikan untuk meningkatkan mobilitas sosial diri kita sendiri. Pendidikan yang hanya sebatas gelar S1 akan sangat mempengaruhi mobilitas sosial kita jika diiringi dengan attitude yang baik, kepekaan sosial yang tinggi, berjiwa integritas, bertanggung jawab, dan dapat terus berperilaku positif baik untuk diri sendiri maupun lingkungan sekitar.
Begitu pula sebaiknya, banyak yang berpendidikan hingga profesor pun, jika praktik kehidupan yang tidak dapat memberi kesan positif di lingkungannya belum tentu mobilitas sosial yang dialaminya tergolong social climbing mungkin saja sebaliknya.Â
Terlepas dari diri masing-masing kepribadian seseorang, status pendidikan sebagai dasar mobilitas sosial sangat penting untuk menentukan kedudukan dan peranan dalam kehidupan masyarakat, karena dengan adanya gejala tersebut sekaligus dapat memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat, yaitu penempatan individu pada tempat-tempat yang tersedia dalam struktur sosial dan mendorong individu-individu tersebut agar melaksanakan kewajiban yang sesuai dengan kedudukan dan peranannya, pengisian tempat-tempat tersebut merupakan daya dorong agar masyarakat bergerak sesuai dengan fungsinya.
Contohnya jika pada saat menempatkan seorang manager keuangan, maka diperlukan sarjanah ekonomi ataupun yang masih memiliki keterkaitan dengan hal tersebut. Pihak perusahaan tidak akan menempatkan seseorang yang tidak berpengalaman di bidangnya. Namun, karir atau tingkat mobilitas orang tersebut tidak akan meningkat jika perilaku yang ditampilkan oleh orang tersebut mencerminkan perilaku yang tidak diinginkan.
Pendidikan tetap merupakan salah satu hal untuk meningkatkan mobilitas sosial seseorang, namun tidak hanya pendidikan sebagai faktor utamanya. Menurut Nasution,2011 : Para tokoh-tokoh pendidikan banyak yang menaruh kepercayaan akan keampuhan pendidikan untuk mengubah dan memperbaiki nasib seseorang. Dengan memperluas dan meratakan pendidikan diharapkan dicairkannya batas- batas golongan-golongan sosial. Diharapkan kesempatan belajar yang sama membuka jalan bagi seriap peserta didik untuk memperoleh pekerjaan yang diinginkannya. Kewajiban belajar atau pendidikan universal memberikan penetahuan dan keterampilan yang sama bagi semua peserta didik dari semua golongan sosial. Dengan demikian perbedaan golongan sosial akan dikurangi sekalipun tidak dapat dihapuskan sepenuhnya. Dalam kenyataan cita-cita itu tidak mudah diwujutkan (Nasution, 2011, h. 38)
Kerjasama antar individu, pemerintah, dan kelompok masyarakat sangat dibutuhkan untuk mencapai kesejahteraan status sosial seseorang. Pemerintah tetap membuka kesempatan-kesempatan bagi generasi yang ingin mengisi dan memperkaya diri sendiri dengan mengejar pendidikan setinggi-tingginya, kemudian sebagai individu yang hidup di antara masyarakat luas kita harus saling mendukung dan tidak saling menjatuhkan dalam hal memperubatkan kedudukan mobilitas sosial itu sendiri. Utamanya kembali kepada diri sendiri untuk mempertahankan kualitas diri masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H