Oleh: Gelar S. Ramdhani
Catatan ini saya dedikasikan untuk mereka-mereka yang setiap pagi selalu menyisakan segelas kopinya, demi mendapatkan sebuah kemenangan berpacu dengan mentari. Ya, setiap pagi mereka berpacu dengan cahaya mentari... Siapa duluan datang di tempat kerja dialah yang menjadi pemenangnya.Ironis sekali kawan, perlombaan tak bergengsi tersebut hadiahnya tidak seberapa, jika mampu mengalahkan sang mentari hadiahnya tidak lebih baik dari sekedar pekerjaan pertamanya (membersihkan lantai) diinjak-injak sepatu kaum munafik, namun jika mereka dikalahkan sang mentari (mentari yang datang duluan ke tempat kerja) luar biasa hukuman yang akan ia terima, omelan? caci maki? atau mungkin dipecat? ah.. mungkin itu ancaman yang sudah tak asing lagi di telinga kaum kiri jalan tersebut, Tapi mengapa cacian dan ancaman dipecat itu tak pernah berlaku bagi kaum yang setiap pagi turun di loby, ketika mereka melakukan kesalahan yang sama?Mereka yang tak pernah mengenakan batik sutera ketika membersihkan meja, atau mereka yang tak pernah mengenakan sepatu kulit ketika membersihkan kaca jendela. Tak lain yang mereka kenakan hanyalah sebatas kaos berkerah dan berbulu bukan kaos yang bercorak grup band metalica ataupun bercorak kangen band, melainkan kaos berbahan murah dan dua kata menghiasi bagian punggungnya.CLEANING SERVICE ya, itulah dua kata yang menghiasi bagian belakang kaos dekilnya. Bahasa angkuhnya mungkin mereka hanya sebatas tukang bersih-bersih (tidak lebih, Bung!) Badut-badut itu berkata: "Terus apa sih yang tukang bersih-bersih itu berikan? paling cuma bisa membersihkan kampus ini doang! udah gitu (cleaning service) tidak bakalan mempengaruhi kelululusan kita, karena mereka bukan pemberi nilai (bukan seperti dosen), jadi ngapain harus dihormatin lebih? bukannya kita udah bayar mereka? kalau lagi ngepel ya injak aja (layaknya di mall), udahlah deh ga usah ngurusin orang lain lebih baik urusin diri kita sendiri, ngurus diri aja susah, pengen dapet nilai bagus aja susahnya minta ampun"Wahai kaum sosialis, apakah kalian tidak muak, mendengar dan melihat badut-badut itu dengan congkaknya berdiri diatas penderitaan kaum marjinalis??Dan wahai kalian orang yang merasa disudutkan oleh ketidakadilan dunia ini, Kami bersama kalian dalam mewujudkan "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia"
----------------
- Tulisan saya lainnya di kompasiana.com klik disini
- Kunjungi website pribadi Gelar S. Ramdhani www.gelarsramdhani.com
- Facebook:http://www.facebook.com/gelarsramdhani
- Twitter:http://www.twitter.com/gelarsramdhani
- Instagram:http://www.instagram.com/gelarsramdhani
----------------
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H