Oleh: Gelar S. Ramdhani
Pengemudi atau pemilik kendaraan bermotor, pastinya mungkin hampir setiap hari sering mampir ke Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) bervariasi memang tujuannya, ada yang datang untuk buang air kecil, untuk sembahyang (mushola), untuk beristirahat sejanak, dan lain sebagainya. tapi saya yakin pada umumnya untuk melakukan transaksi pengisian bahan bakar bagi kendaraannya. Banyak sekali memang ragam SPBU yang ada di tanah air ini, khususnya kalau di kota besar tak hanya SPBU Pertamina saja melaikan SPBU milik asing juga turut meramaikan.
Bagi anda yang berlangganan mengisi bahan bakar di SPBU Pertamina, mungkin sudah tidak asing lagi dengan PASTI PAS!. SPBU Pertamina PASTI PAS! adalah SPBU yang telah tersertifikasi dapat memberikan pelayanan terbaik memenuhi standard kelas dunia. Konsumen dapat mengharapkan kualitas dan kuantitas BBM yang terjamin, pelayanan yang ramah, serta fasilitas nyaman (http://pastipas.pertamina.com).
Sekali lagi saya akan mengulang kalimat  tersertifikasi dapat memberikan pelayanan terbaik memenuhi standard kelas dunia. Konsumen dapat mengharapkan kualitas dan kuantitas BBM yang terjamin, pelayanan yang ramah, serta fasilitas nyaman. Dalam perspektif saya Pertamina dengan 'branding' Pasti Pasnya, hanya sebatas strategi 'mercu suar' semata.
Bukan tanpa alasan saya berpendapat seperti ini, sekedar curhat dengan pengalaman saya ketika melakukan transaksi pembelian bahan bakar di salah satu SPBU Pasti Pas (Saya tidak akan menyebutkannya kasihan, pegawainya takut dipecat) Saya merasa heran, mengapa Standard Operational Procedure (SOP) pelayanan pelanggan 3S (Senyum, Sapa, Salam) hanya berlaku bagi saya ketika saya bertransaksi membawa kendaraan roda empat, dan ketika saya membawa mobil luar biasa sekali pelayanannya, tapi ketika membawa sepeda motor jangan senyum, sapa, salam. untuk tersenyum saja sepertinya sangat mahal sekali. (Apakah ini Pelayanan SPBU bertaraf Internasional?) Kalau memang seperti ini berarti standar pelayanan internasional itu hanya berlaku bagi para pengguna roda empat saja yang aman itu merupakan golongan menengah keatas, mungkin pengendara sepeda motor dianggap rakyat jelata yang hanya membeli 1 atau 2 liter bensin. (Sepertinya petugas SPBU itu tak pernah belajar Pancasila, sila "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia")
Ada lagi cerita lainnya tentang kekecewaan pelayanan SPBU Pasti Pas, malam tadi saya membeli bahan bakar jenis Premium untuk sepeda motor saya di salah satu SPBU di kota tempat saya tinggal, anehnya mengapa kalau siang hari pelayanan SPBU disana luar biasa, tapi ketika malam hari, petugas SPBU itu melayani saya seperti saya mau 'merampok'.
Lembaga Audit Independen
Bureau Veritas, adalah lembaga independen yang dipercaya oleh Pertamina untuk melakukan audit bagi SPBU Pertamina Pasti Pas. Ya tugasnya simpel saja, melakukan pengawasan dan penetapan bagi SPBU Pertamnia Pasti Pas, memang sangat bagus sekali sistemnya. Akan tetapi permasalahannya, pelayanan yang diberikan seakan-akan pilih kasih, dan seakan-akan 'brand' Pasti Pas hanya sebagai 'mercu suar' SPBU Pati Pas untuk menarik konsumen demi meningkatkan keuntungannya bukan demi kepuasan konsumen, jika tidak ada yang setuju dengan pernyataan saya ini silahkan saja, tapi mengapa "Masih banyak petugas SPBU Pasti Pas yang tidak melayani konsumen sepenuh hati?"
----------------
- Tulisan saya lainnya di kompasiana.com klik disini
- Kunjungi website pribadi Gelar S. Ramdhani www.gelarsramdhani.com
- Facebook:http://www.facebook.com/gelarsramdhani
- Twitter:http://www.twitter.com/gelarsramdhani
- Instagram:http://www.instagram.com/gelarsramdhani
----------------
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H