Mohon tunggu...
cahyo ahdiyatman
cahyo ahdiyatman Mohon Tunggu... -

sosok abstrak dalam pencarian garis batas fana dengan bekal percikan cahaya ilmu ikhlas...ya cahaya...sama seperti esensi namaku sendiri...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rangkuman Pekik Ilalang Pada Senja yang Meremang..

28 April 2010   06:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:32 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulir tetes hujan terakhir turun dengan setengah mencibir.. Awan gelap yang berarak datang menimpali dengan tak kalah getir.. Rerimbunan hijau yang dahulu didaulat untuk memimpin orkestrasi tropis kini telah termakan satir..

Dengan setengah linglung sang ilalang mencoba meraba-raba tanahnya..tempatnya yang kini semakin asing bagi dirinya untuk sekedar berpijak.. Setengah berharap bahwa ini hanyalah fatamorgana.. Atau miskonsepsi dialogis dengan dirinya sendiri..

Memekiklah parau dirinya dengan kerongkongan yang tercekik.. Pelik..

Bintang jatuh pun datang menghampiri seraya menghibur, "Kenapa kau bersedih? Ini bukanlah kemarau.." Sang ilalang bergeming..memekiklah ia tertahan..deraunya tertelan keheningan senja yang tak lagi ia kenali..

"Jika memang momentummu tak sekedar mitos, tanpa ragu aku akan meminta untuk berakhir tanpa kata,tanpa koma,dan tanpa kebencian.." Melemahlah dirinya dan beringsut pandang lalu pada tabir tenggelam di kaki langit barat..

Teman dan sahabat.. Siluet simbiosis yang terhapus senja.. Senja yang meremang..

"Baiklah..ku antar kau sampai di gapura..", balas bintang jatuh singkat..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun