Mohon tunggu...
cahyo ahdiyatman
cahyo ahdiyatman Mohon Tunggu... -

sosok abstrak dalam pencarian garis batas fana dengan bekal percikan cahaya ilmu ikhlas...ya cahaya...sama seperti esensi namaku sendiri...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kupu-kupu Kaca dari Surga

24 Mei 2010   21:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:59 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada sebuah organisme yang menamakan dirinya manusia..
Dengan ikatan dan relevansi yang sama..
Yang mana mereka terpandang dan terpilih..
Yang mana mereka berkompetisi untuk menjadi lebih..

Otak menjadi diagram..
Tak lebih dari angka dan statistik..
Nurani terdekadensi pada sebuah dimensi yang tak lagi dapat mereka kenali..

Mereka tidak buta,tapi tak dapat melihat..
Mereka memiliki jam,tapi tak dapat mengenali waktu..
Mereka kuras habis energi untuk meneliti ujung galaksi..
Tapi melupakan beberapa jengkal kemanusiaan di bumi..

Pada sebuah organisme yang menamakan dirinya manusia..
Dengan melacur pada sebuah ironi tentang surga..
Yang mana surga mereka tak lebih dari pencapaian statistik..
Yang mana hegemoni menginginkannya tak lebih dari komoditas seremonial belaka..

Mereka tahu akan kembali kesana dan tinggal di taman abadi..
Mereka bosan terus merangkak sebagai ulat di dunia..
Mereka ingin beterbangan disana sebagai kupu-kupu..

Ya..
Sebuah kupu-kupu yang rapuh..
Begitu rapuh seperti kaca..

Kupu-kupu kaca dari surga..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun