Mohon tunggu...
Rachmad Gempol
Rachmad Gempol Mohon Tunggu... -

RACHMAD YULIADI NASIR, Jurnalis Independent. Mesjid Deah Bitay Aceh Turkiye Jl.Teungku Di Bitay No.1\r\nBitay Jaya Baru Banda Aceh 23235. SMS: 088260020123\r\n

Selanjutnya

Tutup

Money

Waspadai Kelangkaan BBM di Daerah

2 Juni 2012   06:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:29 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

JAKARTA-GEMPOL, Akhir-akhir ini di sejumlah daerah terjadi kelangkaan BBM. Padahal jika semua stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) didaerah mematuhi kebijakan pembatasan pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi maka hal ini tidak akan terjadi kelangkaan.

Kebijakan pembatasan dilakukan bukan karena pemerintah ingin membatasi masyarakat yang ingin membeli BBM, namun agar semua masyarakat bisa mendapatkan hak yang sama. Dengan pembatasan maka akan lebih banyak masyarakat bisa memperoleh BBM, meski volumenya terbatas.

Seperti yang terjadi pada kasus pembatasan pembelian BBM bersubsidi di Kalimantan Selatan. Sepeda motor hanya boleh membeli premium maksimal Rp 20.000 dan mobil Rp 100.000. Sedang untuk Solar pembatasan baru dilakukan pekan lalu sebesar Rp 150.000 untuk kendaraan beroda empat dan Rp 250.000 untuk beroda enam.

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) dianggap tidak peka. Mereka dinilai tidak memahami kondisi di daerah terkait kekurangan bahan bakar minyak (BBM) di Kalimantan, dan upaya keempat gubernur di pulau tersebut yang meminta tambahan kuota kepada pemerintah pusat.

Para kepala daerah di Kalimantan yang menghadiri rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, juga menyesalkan pernyataan Dirjen Migas yang dimuat di media massa. Mereka sangat menyesalkan pernyataan Dirjen Migas yang mengatakan bahwa seolah-olah permintaan penambahan quota adalah egois.

Penambahan kuota sebanyak lima persen tersebut diambil dari jatah BBM bersubsidi sebanyak 2,5 juta kiloliter (kl) dalam APBN Perubahan 2012. Dengan penambahan tersebut, maka kuota BBM bersubsidi jenis premium untuk Kalimantan Barat menjadi 433.847 kl, Kalimantan Tengah menjadi 287.858 kl, Kalimantan Selatan menjadi 468.459 kl, dan Kalimantan Timur menjadi 570.078 kl.

PT Pertamina (Persero) memperbanyak jumlah stasiun pengisian bahan bakar khusus (SPBBK) di berbagai daerah di Indonesia. Secara nasional, perseroan itu telah mempunyai 22 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang hanya menjual produk bahan bakar nonsubsidi.

Saat ini di Jakarta 22 SPBU yang hanya menjual produk bahan bakar nonsubsidi itu tersebar di tiga wilayah, yaitu Jakarta dengan 4 SPBU yang khusus bagi penjualan Pertamax, 17 SPBU yang khusus menyediakan Solar nonsubsidi di area pemasaran Kalimantan, serta sebuah SPBU khusus di Bali yang menjual Pertamax dan Solar keekonomian.

SPBBK merupakan SPBU yang hanya menjual produk Pertamax, Solar keekonomian dan Pertamina Dex. Karena bahan bakar yang dijual adalah bahan bakar nonsubsidi, maka kualitas, takaran dan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan produk bahan bakar khusus itu dipastikan akan dipantau Pertamina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun