JAKARTA-GEMPO, Beberapa waktu yang lalu harga minyak dunia naik dan mengakibatkan efek bagi dunia usaha di berbagai dunia. Indonesia sampai ingin menaikan harga BBM, akan tetapi hal ini di tentang oleh kalangan DPR. Tidak ada kata lain, maka penghematan BBM harus segera dijalankan.
Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 2012 terancam melewati kuota 40 juta kiloliter, tahun ini permintaan BBM bersubsidi mencapai 44-45 juta kiloliter.
Selain permintaan kuota ditambah agar pemerintah perlu terus menggenjot program penghematan BBM bersubsidi antara lain seperti Kebijakan penggalangan penggunaan BBM nonsubsidi kepada mobil pribadi, pendirian stasiun pengisian bahan bakar gas, dan mendorong agar produksi mobil harus sudah berkonverter gas pada 2013.
Pemerintah agar memberi insentif kepada produsen kendaraan bermotor hemat energi atau yang menyediakan konventer gas. Insentif juga perlu diberikan kepada pengusaha SPBU yang tergabung dalam Hiswana Migas. Pengusaha SPBU selama ini enggan mendirikan SPBG karena secara perhitungan menjual SPBG tidak akan laku sebab pasarnya belum ada.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik berencana mengajukan tambahan kuota BBM bersubsidi untuk tahun ini kepada DPR, sejalan dengan permintaan beberapa pemerintah daerah. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menilai konsumsi BBM cenderung boros.
Kuota premium bersubsidi diperkirakan akan habis 24 November 2012. Untuk solar, akan habis pada 9 Desember 2012.
Sampai akhir tahun konsumsi premium diperkirakan mencapai 27,4 juta kiloliter atau berlebih 12,3 persen dibandingkan kuota APBN Perubahan 2012 sebesar 24,4 juta kiloliter. Untuk solar akan mencapai 15 juta kiloliter atau over 8,3 persen dibandingkan kuota sebesar 13,9 juta kiloliter.
Konsumsi premium periode Januari-April 2012 mencapai 8,863 juta kiloliter atau kelebihan 9,07 persen dan solar 4,879 juta kiloliter atau berlebih 6,34 persen.
Kepada para pelaku industri migas maka diharapkan pemerintah dan industri harus selalu bekerjasama. Pemerintah harus mengerti kebutuhan industri migas dan sebaliknya. Apabila pemerintah berjalan sendiri maka akan timpang.
Jika industri migas berjalan sendiri tanpa memikirkan kepentingan pemerintah juga tidak dapat berjalan. Jadi kerja sama Pemerintah dengan industri migas harus terus ditingkatkan.
Saat ini dunia makin tergantung kepada energi karena dengan sumber energi melimpah yang dimiliki Indonesia mesti mengelola dengan benar sehingga dapat memberikan kontribusi untuk bangsa maupun kepentingan dunia. Hal ini harus dijabarkan dalam mengelola industri migas nasional.