Mohon tunggu...
Rachmad Gempol
Rachmad Gempol Mohon Tunggu... -

RACHMAD YULIADI NASIR, Jurnalis Independent. Mesjid Deah Bitay Aceh Turkiye Jl.Teungku Di Bitay No.1\r\nBitay Jaya Baru Banda Aceh 23235. SMS: 088260020123\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenang Tragedi Tsunami Aceh 2004

27 Desember 2012   04:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:58 2529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

JAKARTA-GEMPOL, Tidak terasa sudah 8 tahun lebih sehari peristiwa terjadinya Gempa Bumi dan Tsunami Aceh pada tanggal 26 Desember 2004.

Buku ini (Menggapai Hidup yang Bermakna) bercerita tentang Maimunah guru ngaji di Sabang yang telah bertahun-tahun berprofesi seperti itu hingga kini. Kelahiran Sabang 5 Mei 1955, anak Abu Djuned salah satu ulama di kota Sabang.

Disini pelakunya adalah adik kandung ibuku dan kakak kandung Rachmad. Kami akhirnya bertemu kembali setelah 13 tahun berpisah, tepatnya awal September 2010.

Peristiwa gempa dan tsunami yang melanda NAD dan P.Nias telah 8 tahun berlalu, tragedi ini telah menewaskan lebih 500.000 jiwa, suatu jumlah korban bencana alam terbesar di abad ini.

Tragedi ini merupakan hal yang telah menjadi perhatian dunia, saya sengaja menempatkan awal cerita buku ini dengan latar belakang kejadian tersebut yang saya peroleh dari seorang wanita yang bernama Maimunah dengan kisahnya yang mengharukan dan menyentuh kalbu.

Mungkin saja kisah hidup ini sama dengan yang dialami oleh korban yang selamat dari gempa dan Tsunami, namun dengan keimanan dan keyakinannya yang tinggi kepada Allah SWT, telah menjadikan peristiwa tersebut sebagai hikmah dan pelajaran yang sangat berharga dalam kehidupannya.

Saya tidak menyajikan dengan runut peristiwa demi peristiwa tersebut, namun demikian, mudah-mudahan hal tersebut dapat membuat buku ini menjadi lebih beragam dan berwarna, bagaikan kebun bunga di pagi hari. Beberapa ayat suci dari Alquran dan Hadist sengaja ditampilkan untuk lebih memberi makna tulisan tersebut,serta memberi suatu spirit kebenaran untuk menuju kebaikan.

Perjalanan dimulai dari Sabang, Maimunah dan keponakan Lina serta dua anaknya Aulia 6 bulan dan Hafiz 3 tahun ke Banda Aceh untuk menghadiran hajatan keluarga untuk berangkat ke tanah suci, di Banda Aceh ia bertemu keponakannya, Sulaiman dan diajak ke Meulaboh, malam tiba ke daerah pesisir barat.

Tidak terasa dalam suasana cerah pagi 26 Desember 2004, terjadi gempa 8,9 Skala Richter dan gelombang Tsunami, Aulia hanyut dengan muka pucat dan mulut berbusa, Maimunah tersangkut bajunya di pagar dan selamat, Hafiz robek lehernya, di jahit 8 jahitan di RS. Meulaboh, sedang Lina luka parah di kaki kanan dari ujung jempol ke sisi kakinya, mereka mengungsi ke Jeuram lalu ke Bireun tempat saudara abang kandung Maimunah, Ishak Djuned berdagang buah-buahan.

Lina akhirnya dioperasi di Medan atas bantuan RS. Jerman. 10 tahun yang lalu Maimunah juga hampir tenggelam saat kapal KMP Gurita karam 19 Januari 1996, ia di ajak oleh kakak kandungnya Ramlah Djuned (kak maneh) tapi tidak jadi berangkat dari Sabang ke BandaAceh.

Seminggu kemudian kapal tenggelam, kakaknya dan suami hilang dan tenggelam. Lina hampir saja ikut kapal bila tidak pulang terlambat dari kampus, ia pasti sudah tiada kini, ditinggalin oleh kedua orang tuanya, (Assistant II sabang, DRS.M.Nasir).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun