JAKARTA-GEMPOL, Benar-benar biadab tingkah laku para preman sumur tiga Sabang Aceh. Preman-preman sumur tiga sudah tidak shalat Ashar malah memukuli kepala wartawan dari Jakarta berkali-kali dengan sandal kulit.
Dalam waktu-waktu senggang maka saya selalu menyempatkan diri untuk berkunjung ke semua objek wisata yang indah di pulau Sabang.
Dengan berjalan kaki dari markas kediaman SHC (Sabang Heritage Community) di perumahan Sabang Maskapai 1909, kota Atas Sabang. Mulailah saya melakukan perjalanan ke pantai sumur tiga untuk hunting foto-foto pantai dan benteng peninggalan Jepang agar bisa dibuat arsip dukumenter bahan tulisan dan bisa diupload di situs www.sabangheritagecommunity.wordpress.com.
Pada hari Selasa siang, 12 Januari 2015, saya berkunjung ke rumah keluarga di Ie Muelee untuk silaturahmi rutin. Pasca shalat dzuhur dan shalat sunat di Meunasah Sumur Tiga maka saya santai sejenak main-main di pantai sumur tiga menghirup hawa segar udara pantai yang sangat segar. Sekalian melihat-lihat benteng peninggalan Jepang yang terletak di bibir pantai dan perbukitan.
Menjelang waktu shalat Ashar maka saya bersiap untuk shalat Ashar di meunasah terdekat.
Waktu shalat Ashar sekitar jam 16:10 Wib. Pulangnya menuju pantai berjumpa para preman yang tidak shalat Ashar. Tanya sudah shalat atau belum malah mereka marah.
Yang jahat pemilik warung orangnya kurus kecil, saya diancam mau dilempar batu bila tidak meninggalkan kawasan wisata yang dibangun oleh pemda sabang. Apa tanya shalat, " kamu sudah shalat," tanya setan kecil. " "Sudah tadi, jawab saya." "Jangan bawa-bawa agama," setan kecil marah.
Temannya yang besar mengusir saya bila tidak pergi dan akan dihajar ramai-ramai. Mereka ada 8 orang. Kalian sudah shalat atau belum. Kalau belum shalat Ashar maka shalat dahulu.
Pemilik warung yang besar/geng preman marah sekali. Ambil sandalnya dan memukuli kepala saya, tangan atas kiri dan bahu kiri badan belakang berkali-kali. Artinya adalah Saya dipukuli di bahu kiri, bahu kiri belakang badan serta kepala saya berkali-kali dengan sandal. Mereka berkumpul di warung kopi seberang meunasah.
Jadilah kepala Wartawan Dipukuli Setan Sumur Tiga pada Selasa sore, 12 Januari 2015 jam 16:45 WIB. Ada kurang lebih 10 kali pukulan di depan orang ramai hingga ke jalan besar.
"Kamu orang muslim, jangan begini, shalat dahulu, " ujar saya ketika menerima pukulan bertubi-tubi.