JAKARTA-GEMPOL, Persahabatan itu memang penting bagi kita semuanya. Dengan persahabatan dapat terjalin ikatan emosional antara Kita dengan orang lain. Bila kita bertemu dengan seseorang alangkah baiknya bila Kita berkenalan dan saling bertukar kartu nama.
Beberapa waktu yang lalu, ketika Saya (Rachmad Yuliadi Nasir) menghadiri acara Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 1434 H, dimana Saya hadir dalam kegiatan berskala internasional di Jakarta ini, yaitu Konferensi Internasional Nabi Muhammad SAW dalam Literatur & puisi Persia dan Melayu pada tanggal 18-19 Februari 2013 atau tanggal 8-9 Rabiul Akhir 1434 H.
Di sana ketika itu Saya bertemu banyak sekali tamu-tamu dari Dalam Negeri dan tamu dari Luar Negeri seperti dari Iran, Turki, Afganistan, Malaysia, Pakistan. Mereka tentu saja senang bertemu dengan saudara dari Indonesia karena bagi Mereka Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk Islam terbesar di dunia.
Sudah seharusnya dipikirkan kembali Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa resmi utama negara-negara OKI (negara-negara Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam dunia) di samping Bahasa Arab karena pengguna Bahasa Indonesia sebesar 240 Juta orang.
Negara OKI atau Organisasi Kerja Sama Islam (dahulu Organisasi Konferensi Islam) sekarang terdiri atas 57 negara dan berpusat di Jeddah, Arab Saudi. Salah satu sahabat Saya yang berasal dari negara Malaysia mengatakan bahwa Bahasa Indonesia itu lebih baik dari Bahasa Melayu dan mudah dipelajari dan dihayati dan sudah sepantasnya digunakan sebagai Bahasa Internasional baik di lingkungan negara-negara OKI dan di forum-forum resmi PBB.
Pada hari kedua Konferensi Internasional Nabi Muhammad SAW dalam Literatur & puisi Persia dan Melayu pada tanggal 19 Februari 2013. Saya bertemu dengan sahabat-sahabat dari Negara Turki.
Hal ini tentu saja menyenangkan karena Kakek Rachmad berasal dari kerajaan Turki Usmani (Tengku H.Muhammad Abu Djuned bin Tengku H. Abdul Aziz) cucu dari Tengku DI Bitay, salah satu kerajaan yang terbesar di dunia pada masa abad pertengahan sampai dihapuskan Kekhalifan Turki Usmani pada tahun 1924.
Setelah makan siang dan mau istirahat, Saya berjalan ke arah jalan disisi parkiran ada beberapa mobil kedutaan Besar Asing. Dari benderanya dapat diketahui ini adalah mobil Kedubes Iran CD-45-01, Mereka membawa beberapa mobil sedan. Disamping itu ada juga mobil berbendera Turki, CD-48-01. Wah berarti Duta Besar Turki datang juga ke acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1434 H.
Sebelum acara sesi selanjutnya dimulai, Saya mencari dimana rombongan kedutaan Besar Turki berada. Mereka rupanya berada di sisi kiri tempat acara sedangkan Saya disisi kanan. Setelah melihat dengan teliti, benar ada Duta Besar Turki sedang berbicara dengan orang Turki lainnya.
Saya mendekati rombongan ini dan berkata denga salah satu penerjemahannya dan saling berkenalan dan memberi sebuah kartu nama. Duta Besar Turki bangkit dari kursinya dan mau berjalan keluar ruangan. Rachmad menghampirinya dan berkenalan bahwa Saya adalah keturunan dari Turki karena kakek Saya berasal dari kerajaan Turki Usmani dan memberi sebuah kartu nama untuk sang Duta besar.
Saya menjelaskan pula bahwa hari itu di awal bulan Desember 2012 pernah datang ke kedutaan Besar Turki di Kuningan dan bertemu dengan Mr.Ersin salah satu staff di bidang budaya Turki. Saat itu Mr.Ersin belum datang, lagi dalam perjalanan ke tempat acara.