Mohon tunggu...
Rachmad Gempol
Rachmad Gempol Mohon Tunggu... -

RACHMAD YULIADI NASIR, Jurnalis Independent. Mesjid Deah Bitay Aceh Turkiye Jl.Teungku Di Bitay No.1\r\nBitay Jaya Baru Banda Aceh 23235. SMS: 088260020123\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mayat-mayat Korban Tenggelam

19 Februari 2016   10:17 Diperbarui: 19 Februari 2016   10:40 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

JAKARTA-GEMPOL, Namanya juga musibah, bisa datang kapan saja dan dimana saja. Seperti kasus tenggelammnya kapal KMP Gurita di teluk Balohan Sabang pada hari Jumat malam, 19 Januari 1996, jam 20:30 WIB.

Yang namanya musibah tenggelam pasti mayatnya akan muncul lagi. Seperti yang dikatakan oleh Direktur Operasi dan latihan BASARNAS, Ivan Ahmad Riski Titus pada sesi diskusi panel Rakor BASARNAS di hotel Hermes Palace, Jumat 12 Februari 2016, bahwa:" Mayat-mayat orang yang tenggelam di lautan, setelah dicari selama 3 hari tidak ketemu nanti lewat dari 3 hari pasti akan
muncul kepermukaan laut."

Pada musibah kapal KMP Gurita tercatat 40 orang berhasil diselamatkan dan 54 orang ditemukan meninggal dunia sisanya 284 orang dinyatakan hilang tenggelam. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa 284 orang mayat korban kapal KMP Gurita tidak muncul ke permukaan laut?

Katanya BASARNAS punya robot kamera kabel bawah air hingga 500 meter untuk mencari orang tenggelam. Sekarang ada kapal SAR KN 232 milik BASARNAS Aceh, bisa dilakukan pencarian kembali pasca 20 tahun tenggelamnya kapal KMP Gurita di Sabang, 19 Januari 1996.

Dimana posisi letak kapal KMP Gurita yang diperkirakan pada posisi kedalaman laut 384-400 meter. Di teluk Balohan palung laut terdalam sekitar 500 meter.

Setelah acara rakor SAR di hotel Hermes Palace, Direktur Operasi dan latihan BASARNAS, Ivan Ahmad Riski Titus, pasca memberi sesi diskusi panel lama sekali berbincang-bincang dengan rekan-rekan di ruangan depan, saya tunggu di depan pintu tidak keluar-keluar maka saya putuskan pulang saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun