Seperti yang dialami oleh saya beberapa waktu yang lalu di Jakarta.
Saya shalat telad, di samping saya banyak tas berjejer kemudian saya taruh tas saya disitu dan bergabung dengan jamaah yang sedang shalat bersama.
Tidak tahunya selesai saya shalat tas saya sudah tidak ada lagi sudah di ambil sindikat maling. Semua tas-tas disitu sudah tidak ada lagi.
Sudah lapor satpam tetapi mereka tidak lihat. Memang secara materi/uang tidak ada tetapi banyak data-data dan arsip penting yang hilang. Ada juga maling khusus tromol uang sumbangan.
Di Mesjid Istiqlal pernah tromol uang yang dterbuat dari kaca dan di taruh di selasar dalam mesjid Istiqlal dipecahkan oleh kawanan maling.
Tentu saja karena terlihat banyak uang merah (RP 100.000) dan uang biru (Rp 50.000). Akhirnya untuk tromol berbentuk besar pengurus mesjid Istiqlal membuat tromol dari kayu dan di gombok serta dirantai.
Ada juga mesjid dimana kawanan maling mencuri uang tromol sumbangan dengan cara unik. Biasa saya shalat Dhuha di suatu mesjid di Jakarta. Tiba-tiba datang pengurus mesjid/orang yang dekat mesjid tersebut untuk menyapu dan mengepel mesjidnya.
Cara mengusir saya tentu saja dengan menyapu debu-debu dan diletakan di depan tempat saya shalat sambil mereka marah-marah, lama sekali shalat dan zikirnya.
Pada suatu hari saya telad datang, pengurus mesjid tadi/orang yang dekat mesjid sudah selesai menyapu dan menyepel mesjid. Biasa saya datang jam 08:00 WIB, ini saya datang jam 09:30 atau jam 10:00 WIB.
Tahunya orang/maling tersebut sedang mengambil uang dalam tromol sumbangan jamaah dengan lidi. Tekniknya sengaja tidak saya tulis agar tidak ditiru orang lain. Jadi ini kerjaan mereka mengapa marah-marah tiap saya shalat Dhuha.
Di Aceh yang sering terjadi adalah kehilangan sandal dan sepatu. Coba pergi ke mesjid Seutui banyak sekali sandal-sandal jelek yang tertinggal di tempat taruh sandal/sepatu.