Mohon tunggu...
Rachmad Gempol
Rachmad Gempol Mohon Tunggu... -

RACHMAD YULIADI NASIR, Jurnalis Independent. Mesjid Deah Bitay Aceh Turkiye Jl.Teungku Di Bitay No.1\r\nBitay Jaya Baru Banda Aceh 23235. SMS: 088260020123\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Maulid Nabi di Aceh

30 Januari 2015   22:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:05 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JAKARTA-GEMPOL, Beberapa waktu yang lalu Kita telah memasuki Bulan maulid Nabi Muhammad SAW yaitu Bulan Rabbiul Awal 1436 H. Dimana-mana orang merayakan peringatan maulid nabi Muhammad SAW dengan cara tertentu.

Kita perhatikan bahwa ada hal-hal yang dilakukan oleh masyarakat Aceh seperti zikir maulid,ceramah maulid, perlombaan kegiatan keislaman serta keunduri maulid.

Peringatan Maulid nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabbiul Awal 1436 H/3 Januari 2015, di pusatkan di mesjid raya Baiturrahman Banda Aceh.

Pasca shalat Isya dilakukan ceramah maulid oleh Prof.Yusny Saby, ketua ICMI Aceh/Guru Besar UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Beliau menyampaikan pesan-pesan moral dan sejarah kelahiran dan perjuangan nabi Muhammad SAW. Ratusan orang hadir memenuhi mesjid raya Baiturrahman Banda Aceh.

Acara tradisi maulid nabi Muhammad SAW yang berupa keunduri maulid baru beberapa tempat yang mengadakannya seperti terlihat dikawasan Lingke.

Disini dibentuk dahulu panitia satu bulan sebelumnya dan setiap kepala keluarga diwajibkan menyumbang uang sebesar RP 100.000 untuk memasak kuah belangga di Mesjid.

Setiap kepala keluarga harus membawa 5 bungkus nasi dan lauk pauknya. Pada hari Minggu, 25 Januari 2015, diadakan keunduri maulid nabi Muhammad SAW. Pelaksanaannya dilakukan pasca shalat Dhuzur berjamaah, hadir 400 orang tamu dan undangan.

Biasanya di daerah lain dilakukan 1 jam sebelum shalat dhuzur dan kebanyakan orang setelah makan langsung pulang tidak shalat berjamaah. Ada juga yang dilakukan pasca shalat Ashar.

Terlihat hampir 99 persen masyarakat lingke yang membawa nasi dalam kotak, ada 5-10 kotak. Biasanya tradisi di masyarakat Aceh adalah nasi dalam daun pisang dan lauk pauknya terhidang dalam talam yang tersaji dalam tutup saji Aceh.

Hanya satu dua yang membawa lauk pauk dalam rantang. Panitia juga membagi kuah belangga ke masyarakat sekitar mesjid dengan menukarkan kupon yang telah dibagi sebelumnya. Disini jumlah panitia mencapai lebih dari 50 orang dan memasak kuah belangga sebanyak 10 unit.

Saat makan keunduri panitia menyajikan kuah belangga dalam baskom kecil untuk 4-6 orang dilantai dua mesjid.Sebelum makan panitia membaca istigfar dan shalawat nabi Muhammad SAW masing-masing sebanyak 3 kali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun