Ini tjeritera lain tentang sang setap pentri bernama Soekaspo. Kalaulah nanti tjeritera ini tiada mengocok perut pembaca ya haraplah dipermaklum, namanya saja tjeritera ndak niat
Konon, menurut penerawangan salah seorang paranormal, Soekaspo cocoknya bekerja di tempat yang berhubungan dengan air. Sayangnya karena demo version, sang paranormal tidak menyebutkan secara detail pekerjaan apa yang cocok. Mas JePe bilang, mungkin cocok jadi jangkar kapal ke dataran ngeropah, pak Soekardee bilang mungkin cocok jadi tandon aer, bro Jack Kathrow bilang mungkin cocok jadi sumur. Nah, bingung kan? Tapi di suatu hari setelah melalui perenungan ala kadarnya, muncul sebuah pencerahan di kafe JengQ milik mbak Uni.
"Mas.... Wooeee maaaassssss.....", teriak mbak Uni di kuping Soekaspo. Maklumlah, Soekaspo memang susah dibangunkan kalau sudah molor. kalau belum disiram aer cucian jengkol ato di-teriyaki dengan TOA ndak bakal bisa bangun, "Hah? Duid mana duid? Eh...... Ada mbak Uni", kata Soekaspo sambil mengelap iler yang menggenang di pipi. "Mas, aku mau mudik, ngimpor jengQ dari kampung halaman. Warung tak tutup dulu, tapi jagain kolam koi di rumah ya. Awas kalo ada apa - apa sama ikannya", mbak Uni berkata sambil menunjukkan muntu wasiatnya. "Tenang mbaknya, dijamin aman. Lha dulu kan aku diramal kalo cocok kerja yang ada hubungannya sama air", kata Soekaspo.
Keesokan harinya Soekaspo pun memulai tugasnya menjaga kolam koi milik mbak Uni. Seperti biasa kalau tanpa usil atau sok tahu bukanlah Soekaspo kita bersama. Dilihatnya selang di pinggir kolam yang biasa digunakan untuk menambah air ke dalam kolam. "Hmmmmm sepertinya kurang air nih, coba ditambah airnya biar ikannya seneng", kata Soekaspo dalam hati. Segeralah dipasangkan selang tersebut ke keran air, dibukanya keran air tadi dan air pun mengalir perlahan ke dalam kolam. Semenit, dua menit, tiga menit.... Tanpa sadar Soekaspo pu tertidur di teras dekat kolam. Sekian jam kemudian saat cacing di dalam perut mulai berdemo, Soekaspo pun terbangun.
Jreeenggg..... Dilihatnya air dalam kolam sudah meluber keluar, ikan yang tadinya berada dalam kolam pun sudah keluar melarikan diri ke selokan di samping kolam. "Hwaduh, gaswat!!! Mbak Uni bisa murka nanti", pikir Soekaspo. Dicarilah ikan - ikan yang lepas tadi di dalam selokan, tapi apa daya semua ikan - ikan sudah melarikan diri tak terdeteksi lagi oleh penglihatan. "Apesss..... Bisa benjol nanti kena gilingan wasiat 46 tahun nih", gumam Soekaspo. Tapi..... Bukanlah Soekaspo kalau ndak bisa ngeles. Sebagai pakar ngeles, dicarilah cara supaya tidak terkena murka mbak Uni.
Keesokan harinya, mbak Uni pun pulang membawa jengQ 46 kontener berukuran 46 cubic feet. Pertama kali yang dicarinya adalah ikan - ikan koi kesayangannya. Diperhatikannya ikan - ikan yang berenang dalam kolam..... daann..... jreng..... "Kaaasspppppooooo !!!!", teriak mbak Uni menggelegar bagaikan 46 TOA berbunyi berbarengan. Soekaspo pun lari terbirit - birit menghampiri mbak Uni. "Ada apa mbaknya?", tanya Soekaspo dengan wajah polos. "Ini ikan - ikannya kenapa jadi ikan lele semua?", tanya mbak Uni sambil melotot.
"Eh? Bukan Lele kok mbaknya, itu masih ikan Koi yang kemaren", kata Soekaspo seakan ndak punya salah.
"Masih ngeyel? Lha jelas - jelas Koi warnya merah putih ini kok item semua, ada patilnya. Masih bilang bukan lele?", balas mbak Uni sambil semakin melotot.
"Anu mbaknya itu anu.... Kemaren kan aernya kenceng banget ngalirnya, terus itu warna Koinya jadi luntur, hanyut kebawa arus semua", kata Soekaspo menyalahkan pompa di kolam untuk membela diri.
"Kaaasspooooo.......!!!! *dzigh bletak glodagh krompyang* ", mbak Uni pun akhirnya semaput 46 jam lamanya.
Tjeritera ini dilunturkan oleh @koplakYoBand
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H