Mohon tunggu...
Indra Haryawan
Indra Haryawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

orang yang biasa - biasa sahaja. termasuk biasa ngutang tanpa bayar........

Selanjutnya

Tutup

Humor

Serial Soekaspo - But Salary No Up Up Sir

19 Juli 2012   12:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:47 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1342702148356276654

Ini tjeritera lain tentang sang setap pentri bernama Soekaspo. Kalaulah nanti tjeritera ini tiada mengocok perut pembaca ya haraplah dipermaklum, namanya saja tjeritera ndak niat. Pembukaan : Berselang kepergian mas JePe merintis kerajaan bisnis di dataran ngeropah, Soekaspo pun ndak mau ketinggalan untuk hijrah ke dataran ngeropah. Maklumlah, setelah tragedi pingsan tujuh hari tujuh malam akibat proposal hutangnya ditolak oleh kreditor, dirinya merasa perlu untuk bermigrasi (kayak manuk bae yak?) mencari korban baru yang lebih mudah diperdaya olehnya. Soekaspo pun mengirim telegram ke mas JePe minta supaya dicarikan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya. "Hendak migrasi ke ngeropah titik tolong carikan kerja titik  naik kapal barang titik tiga bulan lagi sampai habis"  (1), demikian pesannya. Mas JePe nan berhati baik selembut sutttrrraaahhhh pun langsung mencarikan pekerjaan yang kira-kira cocok. Karena Soekaspo mengaku - ngaku pernah magang sebagai asisten tembel ban di bengkel Dukatos milik mpok Rosi, mas JePe pun mencarikan lowongan yang berhubungan dengan otomotif. Sungguh kebetulan, setelah bertanya-tanya kepada tante Google tersebutlah sebuah perusahaan yang membuka lowongan ojekers. Episode tanah ngeropah : Setibanya di dataran ngeropah, Soekaspo pun langsung diajak oleh mas JePe untuk mengurus SIM internasional dan kemudian melamar pekerjaan tersebut. "Po, kamu nanti kalo bawa motor kudu ati - ati. Jangan kayak cah 4L4Y yang nabrak aku dulu itu ya. Liat - liat kalo ketemu lampu merah, polisinya di sini galak - galak", demikian pesan mas JePe. Soekaspo pun dengan mantap menjawab, "Ho oh mas, aku ndak ngebut kok mas. Lha wong baru bisa naek motor pake gigi satu, ndak tau caranya ngoper ke gigi dua dan seterusnya". Glodaaaghhh....... mas JePe pun tepok jidat membayangkan betapa masa depannya akan sedemikian suram mengurusi kambratnya yang satu ini.  Syahdan, ntah karena Soekaspo punya pelet yang sungguh manjur atau karena sang empunya kerja kasihan melihat tampang Soekaspo nan super duper memelas, dia pun  diterima bekerja. Pralaya : Namanya juga Soekaspo, sehari saja ndak berulah rasanya meriang panas dingin. Suatu hari dirinya lupa menggunakan helm sewaktu mengendarai motornya. Priiiiitttt...... di sebuah persimpangan, seorang polisi menghentikan Soekaspo. "Good morning sir. Your driver license please", kata mas eh big brother (kan bahasa dataran ngeropah) polisi. "Anu... aduh.... mana ya....", Soekaspo glagepan mencari SIMnya yang terselip di dompet kulit luwak. Beruntunglah tak lama kemudian benda tersebut dapat ditemukan, "This ser my SIM ser". Sang bro polisi bertanya, "Where's your helmet?". Soekaspo pun langsung tersadar kalau dirinya tidak mengenakan helm, tapi yang namanya Soekaspo pasti punya sejuta ngalesan untuk mengeles. "Helem ser? This my helm ser, natural helm ser", jawabnya sambil menunjuk kepalanya yang hanya mempunyai beberapa helai rambut (itupun masih diragukan apakah rambut asli atau sekedar asesoris). Glodagh..... bro polisi langsung tepok jidat mendengar ngalesan yang ndak mutu. Di lain hari Soekaspo kembari berulah. Karena bengong keheranan melihat banyaknya bule bersliweran di dataran ngeropah dia pun tak sengaja melanggar lampu merah di sebuah persimpangan nan ramai. Mak wwuzzz....... ccciiiiitttt.... gubrak....... tiiinnnn...... kira - kira demikian situasi di persimpangan tersebut. Beberapa mobil bertabrakan menghindari motor Soekaspo yang nyelonong tanpa permisi (lha ya mosok motornya suruh ngomong permisi?). Bro polisi pun langsung bertindak mengejar begundal sumber masalah tersebut. Nguing nguing nguing........ tak lama kemudian Soekaspo pun terkejar dan langsung disuruh menepi oleh bro polisi. "Good afternoon sir. Your driver license please", kira - kira demikian kata bro polisi. "Morning juga ser. This is my SIM ser", kata Soekaspo sambil meneyrahkan SIMnya. "You violate traffic light", kata bro polisi sambil menulis surat tilang. "Ser, not me ser, not me", Soekaspo berusaha membela diri. "This motor ser, the brake is not eat. Look ser, the tyre is not flower", dengan bahasa nginglish apa adanya Soekaspo berusaha berkelit bahwa kejadian tersebut diakibatkan oleh rem motornya yang tidak makan (ngistilah lain buat pakem) karena ban yang digunakan tidak mempunyai kembangan (lha ya ban slick mana punya kembangan/thread) . Glodagh........ bro polisi pun kembali tepok jidat. Singkat kata singkat cerita, Soekaspo pun mendapat ceramah plus cipratan dari sang empunya ojek akibat prestasinya yang lebih sering disemprit polisi dibanding mendapatkan penumpang. Karena merasa disalah - salahkan terus Soekaspo pun ngedumel, "Little little to me, little little to me, but salary no up up Sir". Glodagh...... sang empunya ojek pun ikutan tepok jidat. Jakarta 2012-07-19 Catatan : 1) Dalam bahasa telegram tidak dikenal tanda baca, sehingga tanda baca dituliskan menggunakan kata. Kata "habis" menyatakan akhir dari pesan telegram. Postingan ini diterjemahkan dengan semangat berbagi @koplakYoBand

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun