Pernah nyaris disambar kendaraan sewaktu menyeberang jalan di Jabodetabek? Pasti pernah dong *nuduh*. Rasanya belum lengkap menjadi pejalan kaki di kawasan megapolitan negeri tercinta ini kalaulah belum merasakan nyaris tersambar kendaraan yang melaju tanpa sungkan - sungkan. Nah, begitu juga dengan Soekaspo si setap pentri kita. Ini cerita masa lalu, setap pentri kita masih sedang ndeso - ndesonya saat pertama kali menginjakkan kaki di tanah rantau, masih plonga - plongo alias ndomblong gitu lah. Lha kalo sekarang apa udah ndak ndeso lagi? Oh kalo sekarang lebih ndeso dan katro *bangga*. Begini kisahnya....
Di suatu hari nan panas ceria, soekaspo minta dianter mas Joko yang mantan preman Cawang untuk pergi ke nDepok, katanya mau belajar ngelmu komputer di sebuah kampus nan terkenal di sana (karena sudah amat sangat terkenal sekali banget, berarti ndak usah disebut nama kan yaaaa). Keluar dari gang, mak jegagik alias sekonyong - konyong lewatlah sebuah motor bebek 4L4Y dengan kecepatan yang mengagumkan di depan mereka berdua...... mak wuuzzzzz....... nggguueeeengggg....... breeengg breengg ....... ngueeennggg.... wuzzz
Soekaspo yang ndak pernah mendapati kejadian seperti itu (di ndesanya ndak ada motor bebek, cuman ada soang) pun terkaget - kaget, "waduh mas, itu naek motor kok ya ngebut ndak keruan ya?"
Mas Joko yang sudah lama hidup di tanah rantau hanya menyaut santai, "Ya gitulah di sini, kamu kalo nyebrang yang ati - ati, jangan plonga plongo"
"OooOoOOoOo gitu ya", Soekaspo manggut - manggut pura - pura mengerti padahal gagal paham.
"Nhaaaa itu angkotnya udah dateng", mas Joko pun melambaykan tangannya memanggil angkot.
Begitu angkot berhenti, terdengar bunyi yang amat sangat dahasyat sekali banget. "Ciiiittt....... glodagh...... bruoookkk......" kira - kira begitulah bunyi motor 4L4Y yang nyenggol kaca spion angkot. Sopir angkot yang naik darah langsung berteriak memaki pengendara motor 4L4Y yang langsung ngacir, "Wooooeeeee go**ok, nabrak angkot segini gedenya aja ndak becus !". Lagi - lagi setap pentri kita terkaget - kaget melihat adegan tersebut. Belum lagi jantungnya serasa copot dan ngglundung ke jempol kaki mendengar bunyi dahsyat akibat persenggolan tadi.
"Kok serem gitu ya mas", komentar Soekaspo
"Yaaa gitu dieehhh", mas Joko menyaut ala kadarnya.
Sesampainya di daerah Margonda, nDepok, mereka pun bersiap turun. "Kiri depan boss", kata mas Joko sambil nyolek si sopir angkot. Setelah mereka berdua turun, mas Joko mengangsurkan duid ongkos ke sang sopir, "Dua ya boss". Begitu angkot beranjak pergi, Soekaspo pun bertanya dengan polosnya ke mas Joko. "Yang nyetir tadi bossnya mas Joko tho?". "Bwahahahahahha, ndeso puoollll. Di sini ya gitu, semua orang dipanggil boss", jawab mas Joko sambil ngakak (emang bisa ya ngomong sambil ngakak?).
"Ayo nyebrang, itu lho kampusnya", ajak mas Joko kepada Soekaspo yang selalu plonga - plongo. "Oh nyebrang, ho oh nyebrang", jawab Soekaspo glagepan.