Mohon tunggu...
Dedi Irawan
Dedi Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja sebagai Legal Analyst and Content Marketing

Seorang pecinta negeri dan blogger

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Coba Twitter Ads Yuk!

17 Desember 2014   21:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:06 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti biasa hari masih ditemani matahari saat ada pemberitahuan tentang fitur baru dari Twitter. Fiturnyapun tidak istimewa namun makin menegaskan bahwa setiap website social media makin gemar nyari duit dari para pelanggannya. Fitur tersebut adalah TwitterAds. Dari namanya sudah jelas kan bahwa fitur ini memang dibuat untuk memudahkan para brand baik perorangan maupun lembaga untuk mempromosikan akun mereka. Karena disediakan resmi oleh Twitter, tentu jaminan akurasi dan efektivitas yang ditonjolkan. Sayapun mencoba untuk mengetahui lebih dalam dengan meng-klik satu-satu fitur yang disediakan. Sebagaimana layanan sejenis, maka sajian data tentang akun yang kita punyai terpampang untuk mengetahui seberapa penting akun kita di Twitter. Tengok saja statistik yang menyajikan cuitan kita mulai dari seberapa dalam impresi yang diraih, besaran engagement, hingga engagement rate. Jika sudah sering menatap Facebook Insight, maka layanan Tweet Activity dari Twitter ini pasti sudah tidak asing lagi. Di bagian kanan Anda, sajian grafik mulai dari seberapa banyak yang nge-klik link cuitan kita hingga seberapa banyak yang me-reply twit kitapun berderet rapi. Semuanya cuma menegaskan seberapa besar respon terhadap cuitan kita. Jika kita sebuah brand yang menjual sesuatu, tentu semuanya bisa dikonversi menjadi pasar potensial sekaligus menjadikan daya tawar kita tinggi. Selain aktivitas cuitan, tentu saja follower menjadi salah satu daya jual Twitter dalam menelisik akun kita. Grafik follower mulai dari seberapa banyak follower kita dalam jangka waktu tertentu beserta demografinya bisa dinikmati para pemilik akun. Lagi-lagi, mari berpikir kita adalah sebuah brand. Follower dan perilakunya ini adalah salah satu bahan bagaimana kita akan mengambil keputusan. Dalam dunia internet seperti sekarang, konon behavior consumer inilah yang dijual pelaku industri internet semisal Google dan Facebook. Menurut data yang mampir singkat di ingatanku, dua raksasa internet tersebut adalah yang menarik keuntungan paling besar advertising di dunia maya. Mungkin karena kuenya yang menawan inilah salah satu yang mendorong Twitter meluncurkan TwitterAds untuk umum. Sayangnya layanan TwitterAds ini mempunyai kelemahan, setidaknya bagiku. Salah satunya adalah tidak tersedianya lokasi Indonesia sebagai target promosi yang akan dilakukan oleh akun kita. Meski dalam keterangan yang disajikan disebutkan bahwa lokasi lebih berpengaruh kepada mata uang yang digunakan, namun tetap saja bagiku ada yang kurang. Sebagai salah satu pemakai Twitter terbesar, ketiadaan Indonesia di lokasi target promosi membuat rasa nasionalismeku bangkit. Tapi juga kian menegaskan serta menyadarkan kita bahwa nilai kita cuma sekedar pasar. Pasar! (Sok Banget Gue Padahal Gak Bisa Make). Nah, semoga saja dengan adanya layanan resmi dari Twitter ini, tapak waktu akun kita akan aman dari segala bentuk promosi yang menyebalkan terutama yang sifatnya "gubyah uyah" alias tanpa target. Oya, salah satu kelebihan menggunakan layanan resmi adalah kemampuan memilih target yang bisa disesuaikan dengan bisnis yang kita jalani. Jadi, kalau kita tak suka produk A, maka promosi produk A yang memakai jasa Twitter pasti takkan muncul di tapak waktu akun kita. Selama ini, sering sekali kita dihujani akun-akun yang mampu meretweet otomatis, follow otomatis, hingga favorit otomatis. Menyebalkan bukan?

Lalu siapa yang paling diuntungkan dengan hadirnya fitur ini kepada khalayak? Tentu saja Twitter dan para pelaku bisnis advertising. Kalau kitamah apa atuh, paling banter lepas dari ketergantungan penyedia statistik semisal Tweet Reach dan sejenisnya untuk mengetahui seberapa oke performa kita. Itupun kalau peduli dengan performa, lha wong ngetweet cuma buat hiburan kok. Selamat mencoba!

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun