Mohon tunggu...
Gesha Rahmalia
Gesha Rahmalia Mohon Tunggu... -

pejuang kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malaikat Penjagaku

16 Mei 2015   06:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:56 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malaikat atau angel digambarkan sesuatu yang indah, wajah yang indah, tubuh yang indah, pancaran yang indah, indah bukan? Pernahkah kau menyadari dan bertemu malaikat itu? Malaikat penjagaku, malaikat yang turun ke langit, dan berasal dari langit. Dia berasal dari langit, jangan heran karena kita semua dahulu adalah makhluk langit yang diturunkan ke bumi untuk mengembara menuju kembali ke langit abadi. Sadar atau remang-remang, kita semua pasti terhubung dengan malaikat itu di bumi bahkan bertemu dengannya.

Ada sebuah kisah, kisah nyata tapi bukan dongeng anak-anak sebelum tidur, tidak pula masuk dalam rekor muri, tidak masuk reality show, tidak ditemukan di kitab, tidak masuk pula hadist atau kisah nabi-nabi. Hanya sebuah kisah nyata, dan ternyata dikisahkan secara nyata, by experience. “Ada anak bertanya pada bapaknya?” sebuah lirik lagu, bukan? Kisah ini sedikit berbeda dangan lirik lagu tersebut agar penulis tidak dianggap plagiat oleh pembaca, “ada ibu bertanya pada anaknya?”. Persamaan antara kisah ini dan lirik lagunya adalah terjadi komunikasi antara anak dan orangtua.

Dimulai dari kisah yang tidak direncanakan, terjadi begitu saja, secara spontan, dan nyata. Namanya juga kisah nyata. Kisah ini diangkat dari sebuah keluarga yang tidak berat, sehingga dapat diangkat oleh penulis untuk dibagikan bagi para pembaca dan menjadikan bacaan ringan. Lalu apa hubungannya malaikat dengan keluarga tersebut? Bukan tidak nyambung tetapi kisah ini akan selalu bersambung dalam episode kehidupan selanjutnya jika masih tersedia episode kehidupannya. Tidak ada yang pernah tahu bukan episode terakhir pada kehidupannya masing-masing.

Kisah yang diangkat dari sebuah keluarga cukup sederhana, yang terdiri dari ayah, ibu, dan tiga orang anak. Maafkan keluarga ini karena tidak melakukan saran dari pemerintah mengenai Program Keluarga Berencana yang mempunyai moto “dua anak lebih baik”. Seorang ibu yang memiliki dua anak remaja perempuan dan satu anak laki-laki yang dikatakan bayi karena masih berusia bayi.

Anak bayi itu yang baru saja dapat merangkak, mulai melatih dirinya agar (maksudnya bukan agar-agar, itu makanan) dapat menjelajahi seisi rumah yang dihuninya. Pada suatu hari, ibu dan satu anak remaja perempuannya sedang duduk mengamati anak bayi laki-laki mencoba merangkak keluar rumah, tiba-tiba pada saat anak bayi laki-laki tersebut mencoba menuruni anak tangga bukan anak tetangga, dia tersungkur di anak tangga depan rumah. Tersontak suara ibu teriak karena khawatir anak bayinya terluka yang menyebabkan anak bayi tersebut menangis karena terkejut. Akhirnya sang ibu menggendongnya dan anak bayi tersebut kembali bermain setelah air matanya tertumpahkan dalam tangisan (bukan ingusan). Sang ibu membiarkan anak bayi bermain kembali dan melihat anak bayi dari kejauhan dan mulai berkata pada anak remaja perempuannya. “Katanya kalau bayi itu ada malaikat yang menjaga, kok masih tetep jatuh ya?”, anak remaja pun terkejut dengan perkataan ibunya, anak remaja perempuan itu pun tersenyum pada ibunya dan dalam hati ia berkata bukan mendumel, “Bu, kau adalah malaikat penjaga itu. Kau adalah malaikat penjaga kami sampai kami kembali ke langit abadi yang berada di telapak kakimu”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun