Seorang penyandang tuna netra bernama Tommy Edison menjadi trending topik di berbagai sosial media. Melalui akun instagram @blindfilmcritic, ia mengunduh hasil karya yang diabadikan menggunakan kamera smartphone miliknya. Selain itu dengan aplikasi voice command, Tommy juga dapat meng-update status di twitter dengan sangat mudah. Siapa sangka perkembangan teknologi akan memberikan perubahan dan kemudahan bagi hidup seseorang. Dahulu koran pernah menjadi partner yang menemani sarapan di pagi hari. Laptop serta novel adalah hal wajib dibawa saat bersantai mengisi waktu senggang di kafe. Salah satu benda favorit kala menunggu teman, kendaraan umum, atau ketika ke kamar mandi adalah majalah. Buku harian menjadi teman curhat tatkala merasa galau dan senang. Sedangkan untuk mengabadikan momen indah dan berharga jatuh kepada kamera pocket. Sayang seiring dengan berjalannya waktu kebiasaan tersebut pelan-pelan mulai memudar. Mengapa? Alasannya adalah fenomena tablet dan smartphone yang sedang trend belakangan ini. Dengan adanya akses internet 24 jam tanpa henti maka tuntutan untuk mengetahui perkembangan arus informasi semakin tinggi. Teknologi yang praktis serta dapat memenuhi dan memuaskan setiap kebutuhan sangat dicari bagi banyak orang. Pilihannya jatuh kepada kedua jenis gadget ini. Selain kepraktisan dan kemudahan yang dijanjikan, para pengguna juga dimanjakan dengan aplikasi menarik seperti game, kamera, e-books, musik dan film. Dengan adanya tablet atau smartphone, sekarang kita dapat lebih mudah mengakses akun media sosial, meng-update status, mengirim email, membaca ebook, bahkan chating atau video call dengan teman-teman yang berada di dalam negri atau di luar negeri. Tidak perlu repot lagi membawa banyak perlengkapan, ketika hendak meeting dengan klien ataupun hang-out di kafe. Kontribusi Gadget Pintar Pada dunia Pendidikan Di beberapa negara berkembang, tablet telah memasuki dunia pendidikan, dari tingkat TK hingga perkuliahan. Tetapi perubahan paling signifikan oleh anak usia TK dalam proses pembelajaran menghapal alfabet yang terkenal paling sulit dilakukan. Tidak hanya dalam pengenalan alfabet saja, pengenalan dasar lainnya seperti angka dan warna juga mengalami peningkatan. Dengan keberhasilan yang telah diperlihatkan maka para pendidik tertarik untuk melakukan pengadaan tablet di setiap sekolah, demi kemajuan pendidikan. Rupanya hal tersebut dimanfaatkan oleh para developer. Kolaborasi antara game dan edukasi, menghasilkan berbagai aplikasi yang membantu meningkatkan kecerdasan anak. Alhasil para orang tua pun ikutan melirik dan tertarik untuk membeli tablet atau smartphone demi perkembangan kreatifitas buah hatinya. Tidak heran jika belakangan, ketika sedang hang-out atau shopping di mall, sering terlihat anak-anak membawa salah satu produk fenomenal ini. Selain telah memasuki dunia pendidikan, tablet sera smartphone disebut juga sebagai "terapi pengubah hidup" oleh para ahli kesehatan. Meski belum ada riset formalnya, tetapi siapa sangka gadget ini dapat membantu anak-anak yang berkebutuhan khusus. Adanya aplikasi yang dibuat berdasarkan metode terapi dapat membantu perkembangan anak autis dalam berkomunikasi dengan lingkungan. Sedangkan bagi mereka yang mengalami gangguan selaput penglihatan, terbantu dengan adanya tablet yang dapat meningkatkan fungsi penglihatan saat dewasa. Selain itu aplikasi voice command memudahkan para penyandang tuna netra dalam kehidupan sehari-hari. Para developer sendiri mulai merencanakan aplikasi yang dapat membantu menavigasi sejumlah masalah sehari-hari bagi mereka yang berkebutuhan khusus. Seperti misalnya berkomunikasi dengan sesama, naik kendaraan umum, membaca teks, dan mengetahui keberadaan mereka di tempat asing. Menyikapi Dampak Negatifnya Tetapi sama dengan setiap perubahan yang terjadi, segala sesuatunya ada dampak positif dan negatif. Kehebatan fenomena tablet dan smartphone dalam mengubah hidup seseorang, mengakibatkan kita tidak sadar akan dampak negatifnya. Salah satu yang sempat heboh adalah tentang pria asal Cina yang rela menjual ginjalnya demi membeli tablet, meski ia tahu nyawa sebagai taruhannya. Miris memang mendengar teknologi dapat merubah cara berpikir dan berprilaku seseorang hanya hanyut bersama fenomena itu. Tidak hanya itu saja, bahaya lain yang membayangi tanpa disadari telah menggerogoti kita adalah efek kecanduan. Kita menjadi bergantung sepenuhnya dengan teknologi itu. Perhatian selalu tertuju pada gadget sehingga tidak peduli dan peka terhadap lingkungan sekitar. Memang teknologi yang dinamakan tablet dan smartphone ini mengubah hidup dan pola pikir banyak orang. Karenanya kita harus bersikap "smart" dalam memanfaatkannya, jangan sampai kita dikendalikan oleh teknologi dan perkembangannya sehingga merugikan diri kita sendiri. [fM/cn]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H