Mohon tunggu...
Akmal Muminin
Akmal Muminin Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sharing informasi Unik Dan Download Software Gratis dari gegares.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Korupsi di Negri Alay

16 Desember 2012   04:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:34 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang terdakwa  yang terbukti korupsi di instansi negeri alay di interogasi hakim diruang pengadilan asoy. "Mengapa kamu melakukan tindakan korupsi"? "Apa itu korupsi, pak"? Saya nggak ngerti!" "Nggak ngerti? Nggak ngerti korupsi?" " Demi Allah saya nggak ngerti , Pak!" "Ya, sudah, karena kamu nggak ngerti, kamu di bebaskan dari hukuman! Kita mesti melindungi pejabat yang nggak ngerti." "Asyik, makasih ya pak hakim!" "Cuma makasih doang? kasih duitnya mana?" "Wah, itu mah masuk kategori korupsi, pak!" "Hah? Masa sih? Ciyus? Tapi kan aku nggak ngerti?" "Pak hakim juga nggak ngerti? Berarti pak hakim bebas tuntutan kalau begitu!" "Heh, jangan bisik-bisik berdua, kami juga para jaksa nggak ngerti apa itu korupsi, bagi-bagi dong!" "Enak saja kalian bagi-bagi duit, kami para lawyer kan juga nggak ngerti apa itu korupsi, mestinya kan kami dapat bagian juga. Kami semua disini nggak ada yang paham soal korupsi beserta peraturan perundangannya." Tiba-tiba muncul gerombolan dari senayan. Mereka merangsek ke gedung pengadilan, mereka teriak bersama, "Kami semua ini juga nggak ngerti apa itu korupsi, mana bagian kami?" "Lho, kalian kan bagian legislasi, yang membikin aturan perundangannya?" "Siapa bilang itumah kerjaan staf kami aja, makanya mereka itu di sebut staf ahli. Kami selama ini kan cuma plesiran ke luar negri dan tiduran mulu, mana ngerti itu korupsi. Pokoknya bagi-bagi ya duitnya? Swear, soalnya kita sama-sama nggak ngerti!" Beberapa rombongan wartawan bodrex muncul. Mereka juga nggak ngertiaturan perundang-undangan? "Mmmmm, kasih tau enggak ea,..." bisik beberapa wartawan bodrex sembari celingak-celingukan. Saling toleh. Mereka kemudian beramai-ramai ke istana kepresidenan, mau menemui orang yang layak untuk di tanya apa itu korupsi, dan bagaimana peraturan perundangannya. "Kalian bertanya pada saya?" jawab yang ditanya , "Saya juga nggak ngerti, hiks...!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun