Mohon tunggu...
Geetha Putri
Geetha Putri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Desainer Gampangan, Asal Bisa Gambar

19 Mei 2017   13:42 Diperbarui: 19 Mei 2017   15:50 938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

            Mengarah pada desain yang dibuat secara mandiri oleh salah satu pelaku usaha, beliau menekankan pembuatan desain dilakukan untuk meminimalisir biaya yang sudah terpakai habis-habisan untuk biaya produksinya. Selera dan inspirasi dari internet menjadi pedoman kuat beliau untuk membuat desainnya sendiri dengan menggunakan software Corel Drawdan juga Microsoft Word. Sempat saya singgung mengenai legalitas dari logo, banner yang dibuat, beliau kurang memahami secara pasti hak patennya dan hanya meniru-niru desain lain saja. Bahkan, beliau juga mengakui bahwa desain yang dibuat berbeda-beda, dari warna logonya sendiri, desain banner-nya, maupun warna untuk tempat usahanya.

            Lain halnya dengan salah satu pemilik bisnis sambel ulek yang memiliki pemahaman yang bagus mengenai desain. Beliau meyakini, untuk lebih memilih desainer yang berkualifikasi bagus dan berasal dari jurusan Desain Komunikasi Visual sebagai partner dalam mengeluarkan aspirasi serta gaya desain yang diinginkan. Hal ini disebabkan karena ia ingin desainer tersebut dapat menyesuaikan kebutuhannya, kriteria yang diinginkan, serta paham akan makna-makna grafis. Meski pertimbangan terberat beliau terletak pada segi harga yang cukup tinggi, namun beliau yakin, bahwa desain tersebut limited dan tidak akan sama dengan yang lain, sehingga cakupan pasarannya bukan hanya mencakup 1wilayah, namun bisa masuk ke beberapa wilayah maupun swalayan besar.

             Dua lainnya pun memiliki pendapat berbeda mengenai bisnis yang mereka jalani. Mereka beranggapan bahwa desain yang dibuat tidak harus dibuat oleh orang yang bersertifikasi minimal dari jurusan DKV, namun siapapun yang bisa melakukan proses desain juga mereka toleransikan. Bahkan, mereka sempat menyinggung bahwa mereka sendiri sebenarnya mampu membuat desain untuk media promosi bisnis mereka, namun terhambat waktu serta produksi dari bisnisnya sendiri. Mereka berasumsi bahwa desain tidaklah terlalu penting dan menjadi desainer untuk media promosi tersebut sangatlah mudah jika saja ada waktu yang mereka miliki untuk proses desain yang akan dibuat. Tetapi, ketika saya tanyakan mengenai apa arti desain beserta prinsip dasarnya, keduanya mengaku tidak mengetahui dan asal belajar saja dari logo maupun contoh yang sudah ada di pasaran. Bahkan untuk pembuatan media promosinya sendiri, desainer yang mereka gunakan mengambil dan menempel begitu saja logo serta desain media promosi lainnya sehingga seperti yang diketahui banyak orang, dari segi hak kekayaan intelektual, pengetahuan yang dimiliki desainer berserta pelaku bisnis sangat sedikit. Sebabnya adalah bisnisnya hanya berlangsung di satu sisi wilayah saja.

            Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, sebenarnya sebagian besar dari yang saya wawancara ini kurang memahami desain secara umum. Dilihat melalui tanggapan mereka dalam menentukan desainer yang sebagian besar asal-asalan bisa sedikit membuktikan bahwa dari dalam diri mereka sendiri kurang memahami prinsip desain maupun apa sebenarnya desain itu, terlebih desain komunikasi visual sendiri. Hal ini dapat dibuktikan dengan pertanyaan yang saya ajukan mengenai desain pada kelimanya. Hanya satu orang pelaku bisnis yang mengerti secara benar namun kurang tepat perihal desain beserta prinsipnya, sehingga secara tidak langsung, masyarakat khususnya pelaku bisnis memerlukan desainer yang dapat membantu mereka dalam memecahkan persoalan mereka secara visual. Menjadi desainer tidaklah semudah yang dibayangkan, perlu beberapa aspek pendukung lainnya seperti yang dinyatakan oleh keempat pelaku bisnis yang secara tidak langsung ketergantungan dengan desainer yang ada. Menjadi desainer juga bukan hanya karena mampu mendesain, baik belajar secara otodidak, maupun melalui kursus, akan tetapi menjadi seorang desainer adalah dengan memahami dengan benar pemecahan sebuah masalah melalui teori maupun praktek yang diperoleh dalam jurusan Desain Komunikasi Visual. Adapun kriteria desainer yang tepat adalah desainer yang secara tepat memahami prinsip-prinsip desain yang mampu didapat melalui DKV secara khusus agar desain yang digunakan sebagai media promosi tersebut dapat mencakup wilayah yang lebih luas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun