Meningkatnya laju penularan covid-19 yang begitu cepat dan ditambah dengan munculnya varian baru virus corona dapat meningkatkan risiko terjadinya gelombang ketiga akibat penerapan protokol kesehatan yang sering diabaikan oleh masyarakat dan masih kurangnya penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dapat mempercepat terjadinya gelombang ketiga dari pandemi di Indonesia.Â
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku yang dilakukan berdasarkan kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga kelompok atau masyarakat dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat (Kementerian Kesehatan RI, 2011).Â
Berdasarkan data RISKESDAS tahun 2013, proporsi nasional rumah tangga dengan PHBS yang baik yaitu 32,3%, proporsi tertinggi pada DKI Jakarta (56,8%) sedangkan proporsi terendah pada Papua (16,4%). Terdapat 20 provinsi yang masih memiliki RT dengan PHBS baik yang berada di bawah proporsi nasional (Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2013).
Upaya PHBS yang dapat dilakukan di masa pandemi COVID-19 yaitu dengan membiasakan diri mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas.Â
Mencuci tangan menggunakan sabun dan dibilas dengan air mengalir. mencuci tangan juga dapat dilakukan dengan pembersih tangan berbasis alkohol (hand sanitizer) sebagai antiseptik. Upaya tersebut harus disertai dengan rutin melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga agar daya tahan tubuh meningkat.Â
Selain itu, di masa pandemi COVID-19 sebaiknya menerapkan etika batuk dan bersin dengan menutup mulut dan hidung menggunakan tisu atau lipatan siku. Wajib menerapkan penggunaan masker baik orang yang sedang sakit maupun yang sehat agar mengurangi penyebaran virus COVID-19.
Salah satu dari beberapa program yang kami laksanakan yaitu Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan benar & Etika Batuk dan Bersin sebagai salah satu upaya PHBS yang dapat dilakukan di masa pandemic COVID-19. Kegiatan ini hanya diikuti sebanyak 15 peserta dan dibagi 3 kelompok yang dimana 1 kelompok terdiri dari 5 peserta.Â
Hal ini dilakukan agar dapat dilakukan jaga jarak, mengingat tingginya kasus COVID-19 varian Omicron. Para peserta, tim mahasiswa KKN dan kader tetap mematuhi protokol kesehatan seperti menggunakan masker saat acara berlangsung.