Dengan membuat sesuatu yang mengyenangkan, akan membuat waktu dan diri kita sendiri seperti sedang memperbaiki diri atau dengan kata lain kita sedang berinstrospeksi diri.
Ada banyak sekali kegiatan indoor maupun outdooor yang begitu banyak yang mampu membuat kita selalu menjadi salah satu dari sekian banyak seni perbaikan di Dunia yang begitu hidup, berwarna dan sekaligus saling memahami dalam setiap esensi Seni yang begitu membersihkan, merawat dan juga menyembuhkan sekaligus memperbaiki ke arah yang lebih baik dari versi diri kita yang sebelum-sebelumnya.
Dan, salah satu dalam sejarah kertas, kerajinan dari kertas ini adalah Pop Up atau kerajinan yang membuat Wahana atau semacamnya tersebut menjadi begitu bergerak dan hidup seperti sebuah karya 3D alias 3 Dimensi yang berkenaan dengan ruang dan waktu dan juga sudut pandang.
Jika dirunut dari sejarahnya yang sebagian kecil, dari lini yang telah kita singgung sedikit diatas tersebut, tentu kita harus tahu bagaimana sejarah Pop Up atau kesenian kertas 3Dimensi yang begitu sangat di gandrungi di Negeri kita tersayang dan tercinta ini.
Sejarah Kesenian Kertas Pop up
Muncul dan kemudian berkembang, sekitar abad ke 13 dalam sejarah literature Dunia Kesenian khususnya kesenian kertas.
Kesenian kertas Pop Up pada waktu itu yang masih  berpatokan pada sebuah lingkaran atau lingkar yang melingkupi dan atau mencakupi hal yang harus bergerak sesuai ritme dan juga bentuk dari yang menciptakannya.
Dan kemudian, dengan segala perkembangan dan perdebatan yang ada yang dapat menunjang dan memperluas atau memperlebar apa saja yang berkenaan dengan kerajinan atau kesenian kertas yang satu ini, hal tersebut membuat kegiatan dengan konsep seni yang begitu detail dan juga berkualitas secara tekhnik yang selalu berinovasi menjadi hal yang patut untuk dirunuti perkembangannya sehingga banyak sekali varian dan macam Form, Movement yang mampu menghasilkan atau melahirkan tekhnik-tekhnik tertentu yang cukup terbilang mudah hingga sangat kompleks.
Banyak sekali lini Dunia Seni yang kemudian, berbondong-bondong untuk mengikuti 'Trendmark' pada Kesenian Kertas 3Dimensi alias Pop Up ini, misalnya saja sebagai berikut di bawah:
1. Pada 1765, Robert Sayer memperkenalkan "lift-the-flap" ke ranah buku pop up anak-anak yang berkonsep dengan atau dari Tekhnik membalikkan buku sehingga dapat membuat jenis baru pada Pop Up dan istilah ini adalah 'Lift- the- flap"
2. Dari tahun 1840 hingga 1940, masa keemasan perkembangan buku pop up, yang begitu banyak berkutat pada kartu Natal yang begitu cantik dan juga sangat mengagumkan karena disamping desain kartu yang cantik dan bagus yang sangat kreatif Rafael dan Tucker memberikan efek magis tersendiri bagi Mahakarya-mahakarya mereka yang begitu mengagumkan.