Mohon tunggu...
gandes gandari
gandes gandari Mohon Tunggu... -

Love God, talkative, hyperaktif and always funny

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bukan Mereka, Melainkan Helen Keller

7 April 2015   14:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:25 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kereta kuda bertulis tinta merah
Raja Inggris berpesta metropolitan
Sekejab hilang tertutup bunyi konsonan
Terdengar...
Tangisan anak kecil yang manis

Sepuluh bulan awal suramnya malam
Serangkai perak menjadi karat
Mengubah kisah Helen Keller
Anak cantik berambut pirang
Kini tak lagi berucap
Tak lagi memandang cerah dunia
Tak lagi mendengar gemrisik gelatik

Sesosok yang anggun nan lucu
Menjelma liar, manja dan keras kepala
Sampai urai daun tak mendekat
Hanya belaian ibu, merapuhkan Helen Keller
Namun, tak seelok mawar sedang mekar
Layu raut wajah ayah dan ibu

Hadir Ny. Annie Sulivan penyair lara Helen
Mengiaskan kata demi kata
Mendendangkan irama selarik kasih
Bertekad melukis warna kehidupan Helen

Mozaik mimpi mengikrarkan janji
Helen Keller kembali
Layaknya anak kecil berilmu
Dari mengerti aksara, mencoba mencercah kata

Indah sulur tinggi menjulang
Bak cita yang tergenggam
Helen Keller Menjadi putri kerajaan
Dalam naungan insan terkenang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun