Pembangunan gedung di Jakarta mengakibatkan temperatur Ibukota bertambah panas. temperatur udara di Jakarta memang lebih panas dibanding pinggiran ibukota.
Badan Meteorologi dan Geofisika, membangun gedung tinggi akan mempengaruhi karakteristik permukaan tanah dan memiliki efek perubahan unsur iklim. Staf Sub Bidang Informasi Iklim dan Agroklimat
Jakarta
Gedung yang tinggi, Ali Mas’at mengatakan dari BKMG Jakarta, dapat menghalangi gerakan angin. Di kota besar sirkulasi angin tidak stabil, dan bergerak naik ke atas. Angin yang bergerak ke atas tersebut akan membawa partikel-partikel seperti polutan, debu, asap kendaraan dan sebagainya. Partikel ini berfungsi sebagai inti kondensasi.
Pembangunan bangunan yang dindingya kaca juga akan memancarkan radiasi panas dari matahari, yang jadinya daerah sekitar gedung ini akan smakin meningkat suhu panasnya
Dalam waktu 25 tahun terakhir ini ada banyak unsur mengalami beberapa perubahan diantaranya temperatur udara di wilayah ibukota mengalami kenaikan suhu rata-rata 0,17 derajat celcius.
di bandingkan dengan daerah pinggiran. Selain itu kelembaban juga lebih kecil 3-7 persen dari pinggiran
Perubahan lainnya adalah, curah hujan akibat aliran konvektif sering terjadi di kota Jakarta sehingga jumlah hari hujannya pun lebih banyak dari pinggiran (rural) yaitu sebesar 1-3 hari.
Selain itu, arah dan kecepatan angin menjadi. Di Jakarta angin dengan laju angin rata-rata 4 knots sering bertiup, sedangkan kecepatan angin lebih besar dari 6 knots jarang terjadi. "Hal ini karena adanya gedung-gedung tinggi yang menghambat laju kecepatan angin."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H