Denpasar -- Dosen dari Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI) bekerja sama dengan DIA Foundation berhasil melaksanakan Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) berupa pembuatan buku cerita bergambar berjudul "Putri Malu, Jangan Malu". Program ini dirancang untuk memberikan pendidikan seksual yang inklusif dan menarik bagi siswa sekolah dasar sebagai upaya mencegah kekerasan seksual terhadap perempuan.
Program ini dipimpin oleh Ketua Tim PKM, Putu Satria Udyana Putra, S.Sn., M.Sn., dengan anggota tim: Dr. I Made Marthana Yusa, S.Ds., M.Ds., Ngakan Putu Darma Yasa, S.Kom., M.Sn., dan I Gede Adi Sudi Anggara, S.Kom., M.Sn. Melalui kolaborasi ini, mereka menghadirkan pendekatan inovatif dalam menyampaikan pendidikan seksual yang sering kali menjadi topik sensitif di lingkungan sekolah.
DIA Foundation mengungkapkan bahwa kekerasan seksual terhadap perempuan di komunitas, termasuk di lingkungan sekolah, semakin memprihatinkan. Tantangan utama yang dihadapi meliputi kurangnya sumber daya pendidikan seksual yang memadai, stigma dan ketidaknyamanan dalam membahas topik ini, serta metode pengajaran yang kurang interaktif. Banyak sekolah tidak memiliki kurikulum yang efektif untuk menyampaikan materi ini. Selain itu, guru sering kali merasa kurang nyaman membahas topik sensitif ini dengan siswa. Pendekatan pengajaran konvensional juga dinilai kurang efektif dan sulit menarik minat siswa. Permasalahan ini memicu urgensi untuk menghadirkan solusi yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Sebagai solusi, tim PKM bersama DIA Foundation mengembangkan buku cerita bergambar "Putri Malu, Jangan Malu". Buku ini dirancang secara khusus untuk membantu siswa memahami konsep perlindungan bagian tubuh sensitif dengan cara yang sederhana dan menyenangkan. Keunggulan buku ini terletak pada penggunaan ilustrasi cerah dan gaya bahasa ramah anak agar materi mudah dipahami. Buku ini juga menyampaikan konsep penting tentang batasan pribadi dan perlindungan diri yang sesuai dengan tingkat pemahaman siswa SD. Selain itu, buku ini memperhatikan nilai-nilai budaya lokal untuk memastikan penerimaan yang luas di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Pengembangan buku dilakukan secara terstruktur, dimulai dari pembentukan tim yang terdiri dari dosen INSTIKI, ahli pendidikan, ilustrator, serta perwakilan DIA Foundation. Prosesnya meliputi penyusunan tim dan perencanaan, pengembangan materi dan desain yang mengintegrasikan pendekatan visual dan bahasa sederhana, serta pengujian awal buku kepada kelompok siswa untuk mendapat umpan balik. Hasil dari pengujian tersebut kemudian digunakan untuk merevisi dan meningkatkan kualitas buku sebelum finalisasi.
Buku "Putri Malu, Jangan Malu" sukses menciptakan suasana belajar yang inklusif dan interaktif. Anak-anak diajak untuk memahami batasan pribadi melalui cerita yang menarik. Harapannya, buku ini tidak hanya meningkatkan kesadaran siswa, tetapi juga membantu mencegah risiko kekerasan seksual di lingkungan sekolah.
Program ini membuktikan bahwa pendekatan kreatif seperti buku bergambar dapat menjadi solusi efektif dalam pendidikan seksual. Diharapkan, DIA Foundation bersama INSTIKI dapat memperluas distribusi buku ini ke lebih banyak sekolah dasar. Selain itu, pelatihan kepada guru mengenai cara menyampaikan materi sensitif secara efektif perlu menjadi agenda selanjutnya.
Melalui buku "Putri Malu, Jangan Malu", CIVITAS INSTIKI bersama DIA Foundation telah mengambil langkah nyata untuk menciptakan generasi yang lebih sadar akan hak-haknya dan mampu melindungi diri. Program ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara akademisi dan komunitas dapat menghasilkan solusi yang signifikan untuk permasalahan sosial
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI