Denpasar - Menurut Penjelasan dari Ketua Tim Pengabdian yaitu Dr. Ir. Putu Sugiartawan M.Agb., M.Cs , beliau menjelaskan Jamur tiram sudah cukup dikenal di masyarakat luas, baik di Indonesia maupun di berbagai Negara. Dan kususnya di bali jamur tiram sudah di kembangkan di daerah Tabanan seperti di daerah Buahan, Serongga, salah satu tempatya yang membudidayakan jamur ini berada di Banjar Pacung Desa Batu Aji Kecamatan Kerambitan Kabupaten Tabanan. Di desa ini terdapat pembudidaya yang melakukakan kegiatan bercocok tanam, yang salah satunya dengan budidaya jamur. Peminat jamur tiram pun semakin meningkat. Melihat potensi jamur yang dapat tumbuh sepanjang tahun, dan kandungan gizi yang terdapat pada jamur tiram merupakan faktor yang memicu para pembudidaya tertarik membudidaya jamur tiram. Selain itu membudidayakan jamur tiram terdapat beberapa tahapan yaitu : pembuatan baglog (media tanam jamur). pengukusan atau sterelisasi, pembibitan, pemeliharaan jamur, dan panen. Tahap pengukusan atau sterilisasi bertujuan menghilangkan bakteri pada baglog jamur sebelum melakukan pembibitan. Sebelum melakukan pengukusan atau sterilisasi, baglog jamur diisikan dengan serbuk kayu, dedak, kapur, air, dan tepung jagung yang dicampurkan menjadi satu. Pengukusan dilakukan dengan tujuan menghilangkan jamur liar dan bakteri yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur tiram. Pada tahapan pengukusan media tanam jamur memerlukan waktu 7 sampai 8 jam dengan sumber daya kayu bakar atau gas lpg, dikarenakan pembudidaya jamur tidak memiliki alat pengukur suhu yang digunakan mengukuran suhu di pada media pengukusan. Jika menggunakan kayu bakar pada tahap pengukusan, maka memerlukan stok kayu 150 kilo setara 15 iket kayu bakar, sehingga membutuhkan sumber tenaga manusia yang banyak juga. Sedangkan jika menggunakan gas lpg, stok gas lpg di daerah pacung terbatas dikarenakan setiap warung rata-rata menjual 4-8 gas, sehingga jika stok gas lpg habis maka pembudidaya jamur membeli gas didaerah lain dan harganya relatif mahal dengan harga Rp. 37.000,-. Dengan meninimalisir permasalahan tersebut maka para pembudidaya jamur memerlukan alat pengukusan yang memakai listrik sebagai alternatif. Perkembangan teknologi sudah berlangsung sejak lama, dengan menggunakan teknologi pekerjaan manusia akan menjadi lebih efisien dan produk yang dihasilkan juga akan menjadi lebih berkualitas. Efektifitas dan kualitas produk itu dapat diraih melalui teknologi otomatis ini yang menggabungkan beberapa sistem yaitu sistem elektronika, sistem 2 komputer, sistem mekanik, dan sistem kontrol. Selama ini, metode pengukusan jamur dilakukan secara manual dan kurang membantu pada saat memproduksi media tanam jamur. Oleh karena itu, dibutuhkanlah alat pengukusan media tanam jamur otomatis dengan menggunakan listrik dan monitoring suhu dari LCD sekaligus pengisian ulang air di tempat pengukusan media tanam jamur. Pada sistem alatnya nanti proses pengukusan nya selama 6 jam jika menggunakan listrik dan pada tempat pengukusannya berisi 120 baglog jamur pada pengukusan, dari sebelumnya dilakukan selama 8 jam. Bahwa pengisian ulang air di tempat pengukusan media tanam jamur akan di lakukan setiap 3 jam sekali. Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka diangkat judul "Rancang Bangun Steamer Pengukusan Media Tanam Jamur Berbasis Arduino Uno". Diharapkan, penelitian ini dapat membantu para pembudidaya jamur ketika melakukan pengukusan media tanam jamur dan dapat menghasilkan bibit jamur yang baik dan sehingga menjadi jamur tiram yang bagus pada hasil panen nantinya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H