Mohon tunggu...
Gede Obet
Gede Obet Mohon Tunggu... Operator - Traveler

Pemuda Sederhana, Humoris yg Selalu ingin jadi lebih Baik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Pelabuhan Terakhir Setelah Badai...

28 April 2020   11:54 Diperbarui: 28 April 2020   12:49 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gulir waktu berjalan seakan enggan sirna dari hatiku...

Sunyi, sepi, dingin, seakan... ini sbuah kehampaan menyesakkan dada...


Enggan tuk pergi, slalu datang menggangguku...

Namun, malam itu berbeda...

Cahaya damai rembulan, memberi kehangatan di kehampaan...

Bagai secercah cahaya, hadirmu menyentuh sudut gelap tempatku...

Kau hadir bagai pelangi penghilang badai hatiku.

Hadirmu bagai rintik hujan dipenghujung kemarau

Membasahi padang hati yang gersang..

Aku yg dulu seakan jatuh ke lembah terdalam kehampaan..

Semua lara kini kian menghilang...
Berkat jiwa indahmu wahai peri mimpi...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun