Mohon tunggu...
Gede Arta Sattvika
Gede Arta Sattvika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Pendidikan Ganesha

Suka mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Permainan Tradisional Megoak-goakkan, Menciptakan Energi Keharmonisa Sosial Humanistik di Sekolah Dasar melalui Konsep Pawongan dalam Tri Hita Karana

29 Oktober 2024   13:30 Diperbarui: 29 Oktober 2024   13:31 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Lingkungan yang harmonis menciptakan sebuah kenyamanan yang sangat luar biasa. Mengingat manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusai lain sehingga pentingnya membangun hubungan sosial yang harmonis di lingkungan peserta didik semakin disadari. 

Sekolah dasar merupakan sebuah pondasi untuk belajar tentang kerja sama dan empati peserta didik. Salah satu cara yang baik adalah menggunakan permainan tradisional yang ada, salah satunya adalah permainan magoak-goakan. Permainan tradisional magoak-goakan ini berasal dari Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. 

Permainan ini diperkirakan sudah ada pada masa pemerintahan Ki Gusti Ngurah Panji Sakti di Buleleng. Permainan ini tidak hanya menyenangkan dilakukan tetapi juga memiliki potensi besar dalam menanamkan nilai-nilai humanistik yang erat kaitannya dengan sebuah konsep Pawongan dalam Tri Hita Karana.

Nama “Megoak-goakan” berasal dari kata “goak” yang berarti burung gagak dalam bahasa Bali. Permainan Tradisional ini melambangkan kebersamaan dan kerja sama, di mana peserta bermain sambil mengikuti ritme dan komando yang disepakati bersama. 

Permainan tradisional magoak-goakan mengandalkan kerja sama antar pemain yang menjadi mangsa supaya tidak di tangkap oleh goak. Dalam proses permaiannya peserta didik yang menjadi mengsa akan saling bekerja sama dan menyemakan ritme supaya tidak dimangsa oleh yang menjadi goak. 

Proses ini secara tidak disadari membangun rasa persatuan dan kebersamaan. Ketika peserta didik saling membantu dan berinteraksi, mereka belajar untuk saling membantu dan kompak satu sama lain, yang sejalan dengan prinsip Pawongan dalam Tri Hita Karana yang menekankan pentingnya hubungan antar manusia.

Lebih dari sekedar permainan tradisional saja, permainan tradisional magoak-goakan juga memberikan ruang bagi peserta didik untuk mengekspresikan dirinya. Pada situasi yang harus dituntut untuk kreatifitas dan kecepatan berpikir, peserta didik belajar beradaptasi dan menyelesaikan masalah bersama supaya tidak dimangsa goak.

 Keberhasilan dalam permaianan ini sering sekali bergantung pada seberapa baik mereka bisa berkomunikasi dan bekerja sama, dua keterampilan ini yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. 

Keterampilan bekerja sama dan berkomunikasi ini dalam permainan tradisional magoak-goakan ini juga mengajarkan supaya dalam proses pembelajaran harus bisa bekerjasama dengan anggota kelompk yang lainnya dan melakukan komunikasi dengan anggota kelompoknya.

 Prinsip ini tercermin dalam prinsip Pawongan yang menekankan pentingnya hubungan antar manusia yang bisa diwujudkan dengan komunikasi yang baik sehingga bisa bekerjasama dengan baik sehingga hubungan harmonis muncul.

Ketika peserta didik merasakan dukungan dari teman-teman mereka, peserta didik lebih cenderung merasa aman dan nyaman. Proses dukungan ini merupakan interaksi positif antara sesama manusia yang kan menciptakan harmoni dalam sekolah yang sejalan dengan prinsip Pawongan dalam Tri Hita Karana yang mana kita diingatkan akan pentingnya menjaga keseimbangan dalam hubungan sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun