Mohon tunggu...
Gede Sandra
Gede Sandra Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Indonesia Rugi Rp 121 Triliun dan USD 6,7 Miliar akibat Penerbitan Surat Utang

19 Januari 2018   07:45 Diperbarui: 19 Januari 2018   20:25 4494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah Indonesia pada era 2006-2010, di bawah Menteri Keuangan Sri Mulyani, telah melakukan kebijakan yang merugikan Keuangan Negara. 

Sebagai pejabat yang paling berwenang untuk menerbitkan surat utang (bond) atas nama Republik Indonesia, Sri Mulyani telah memasang bunga imbal hasil (yield) ketinggian bila dibandingkan dengan bond yang diterbitkan negara sekawasan yang rating investasi atau resiko ekonominya mirip: Vietnam dan Filipina.

Yield yang dimaksud di sini adalah rata-rata yield dari bond bertenor 10 tahun yang diterbitkan sepanjang tahun 2006 hingga 2010.Di bawah ini adalah tabel yang menjelaskan perbandingan tersebut. 

Dengan Filipina yang rating-nya relatif sama, bond Indonesia memiliki selisih yield lebih tinggi 3,28%. Sedangkan dengan Vietnam yang ratingnya relatf lebih di bawah, bond Indonesia masih memiliki selisih yield lebih tinggi 2,87%.

Sumber: Fitch Rating History, Trading Economics
Sumber: Fitch Rating History, Trading Economics
Di sini kami hanya menghitung kerugian pada 30 fixed coupon bond yang diterbitkan Kementerian Keuangan Republik Indonesia selama Sri Mulyani menjabat, yang terbagi menjadi 23  coupon bermata uang Rupiah dan 7 bondbermata uang Dollar AS.

Nilai keseluruhan dari 30 bondyang diterbitkan ini adalah sebesar Rp 259,9 triliun dan USD 12 miliar.

Kerugian dihitung dengan mengalikan selisih rata-rata yield Vietnam (2,87%) dan Filipina (3,28%) dengan nilai outstanding bond dan dikalikan dengan tenor. Diperoleh, kerugian Indonesia bila dibandingkan dengan Vietnam adalah sebesar Rp 116,4 triliun dan USD 6,24 miliar. 

Sedangkan, bila dibandingkan dengan Filipina kerugian kita adalah sebesar Rp 137,2 triliun dan USD 7,36 miliar. Bila menganggap Vietnam sebagai batas bawah dan Filipina sebagai batas atas, maka titik tengahnya kira-kira di Rp 121 triliun dan USD 6,7 miliar.   

Sumber: Fitch Rating History, Trading Economics
Sumber: Fitch Rating History, Trading Economics
Untuk menunjukkan betapa ketinggiannya yield yang dipasang Sri Mulyani, adalah dengan membandingkan dengan masa Menteri Keuangan yang menggantikannya: Agus Martowardoyo (2010-2013). 

Pada era Agus Martowardoyo, rata-rata yield (10 year bond)selama tiga tahun menjabat hanya sebesar 7%, lebih murah 40% dari rata-rata yield masa Sri Mulyani 2006-2010. Kebijakan Agus Marto kami pandang rasional, karena pada periode yang sama (2010-2013), rata-rata yield di Vietnam sebesar 11%  dan Filipina sebesar 5,4%. Tren perbandingan ketiga negara dapat dilihat pada grafik di atas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun