[caption id="attachment_346355" align="aligncenter" width="300" caption="Kunjungan Ridwan Kamil ke PPI Kanto (sumber: dok pribadi)"][/caption]
Tokyo, 14 Januari 2014- Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang di daerah Kanto dan Tokyo Institute of Technology (Tokodai) bekerja sama dengan Bandung Cleanaction dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengadakan diskusi berjudul“Sejenak Berbagi Bersama Ridwan Kamil“. Topik yang dibahas adalah tentang peran serta dan tantangan para mahasiswa dan alumni luar negeri bagi kemajuan Indonesia. Pada kesempatan kali ini, Ridwan Kamil memberikan motivasi kepada mahasiswa yang sedang belajar agar tetap memberikan berkontribusi bagi tanah air.
Ridwan Kamil berbagi cerita tentang menyusun visi hingga mengeksekusi satu persatu rencana pengembangan Kota Bandung hingga dapat terealisasi. Salah satu hal yang ditekankan oleh Walikota Bandung ini adalah pentingnya berkolaborasi. "Sekarang sudah bukan jamannya sukses sendiri, harus bersama-sama memberi manfaat," tegas beliau.
[caption id="attachment_346356" align="aligncenter" width="300" caption="Suasana diskusi (sumber: dok pribadi)"]
Emil (sapaan Ridwan Kamil) meyakinkan bahwa kontribusi sekecil apapun sangat berarti dalam semangat kolaboratif. Modal gagasan, yang potensial diberikan oleh pelajar-pelajar Indonesia yang mengecap pendidikan di luar Indonesia, juga finansial memang penting, namun kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan aksi juga tidak kalah penting. "Bila tidak punya kekayaan atau gagasan namun punya waktu dan tenaga itu juga tidak apa-apa," kata arsitek asal Bandung tersebut. "Itu namanya kolaborasi," tambahnya.
Selain itu, Emil juga mengemukakan pentingnya mengadaptasi kultur yang baik seperti yang ada di Jepang untuk pengembangan Kota Bandung. "Saya terinspirasi dari seorang nenek yang pernah saya lihat di sini (Jepang) yang mau memungut sampah di sekitarnya," kata Emil. "Gerakan Pungut Sampah terinspirasi dari nenek itu," lanjutnya.
Gerakan Pungut Sampah, menurut Emil, berhasil merubah kebiasaan warga Bandung menjadi terbiasa peduli terhadap lingkungannya dan tidak hanya bisa mengeluh namun juga memberi kontribusi nyata. Gerakan Pungut Sampah ini dilaksanakan setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat oleh seluruh warga Bandung dengan menyisihkan waktu mereka sekitar 30 menit saja.
[caption id="attachment_346358" align="aligncenter" width="300" caption="Pelajar antusias mengikuti diskusi (sumber: doc pribadi)"]
Acara yang dihadiri 100 pelajar Indonesia di daerah Kanto ini merupakan rangkaian acara dalam kunjungan kerja Pemkot Bandung di Jepang. Beberapa agenda lainnya termasuk pembicaraan kerja sama dengan beberapa perusahaan ternama di Jepang dan studi banding teknologi pengelolaan sampah.
[caption id="attachment_346360" align="aligncenter" width="300" caption="Ridwan Kamil bercerita tentang pentingnya kolaborasi (sumber: dok. pribadi)"]
Di saat bersamaan, PPI Kanto sedang berusaha menginisiasi kerja sama pengelolaan sampah antara Dinas Kesehatan Kota Bandung yang dipimpin oleh Ibu Ahyani Raksanagara dengan Pemerintah Kota Chiba. Kerjasama tersebut meliputi program pembuatan video pengelolaan sampah di Kota Chiba dari hulu ke hilir untuk kemudian disebarkan ke anak-sekolah di Kota Bandung. Kerjasama tersebut juga melakukan proyek penterjemahan buku standar operasional prosedur dan kurikulum sekolah dasar.
Gede Surya Marteda
Content Writer di Bandung Cleanact!on (@BDGcleanaction) dan INKUBUKU (@inkubukuBDG)
Bandung Cleanact!on adalah program inisiatif representasi masyarakat, milik masyarakat lintas profesi dengan kolaborasi melalui strategic campaign dan social engineering guna mendorong gotong royong kurangi sampah dari sumber.Program ini merupakan implementasi bersama “Gerakan Cinta Bandung Bersih dan Hijau” Pemerintah Kota Bandung sesuai Deklarasi “Indonesia Bersih 2020”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H