Mohon tunggu...
Gede Surya Marteda
Gede Surya Marteda Mohon Tunggu... Freelancer -

Mencari jati diri di belantara Hutan Jati. Berusaha semampunya untuk menjadi pribadi yang humoris.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Air Keran Berbau Kaporit, Berbahayakah?

3 Januari 2018   15:04 Diperbarui: 3 Januari 2018   15:30 2207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak yang mengeluhkan soal bau "kaporit" yang tercium dari air keran yang mengucur, terutama bila sumber air tersebut adalah dari PDAM. Padahal, seharusnya kita bersyukur karena bau yang sedikit menyengat tersebut menandakan bahwa air yang mengalir ke rumah kita aman untuk dikonsumsi.

Bau itu berasal dari senyawa khlor yang terlarut dalam air bersih. Bahkan, pemerintah, dalam permenkes no 492/MENKES/PER/IV/2010, mengharuskan keberadaan khlorin dalam air minum dengan konsentrasi maksimal 5 mg/L yang mana dengan konsentrasi tersebut bau yang dihasilkan cukup menyengat. 

Buat yang belum mudeng, sebagian besar PDAM menggunakan Air Sungai sebagai sumber air untuk diolah menjadi air bersih dan air minum. Karena airnya berasal dari alam, maka secara alami dalam air tersebut akan hidup dan berkembang berbagai macam mikroba dan mahluk-mahluk mikroskopi lainnya yang bisa memengaruhi kesehatan manusia jika dikonsumsi. 

Mikroba yang dapat membuat manusia sakit sering disebut mikroba patogen. Nah, supaya air ini aman dikonsumsi maka dibutuhkan "racun" untuk membunuh mikroba-mikroba tersebut yang kita sebut dengan nama desinfektan.

Khlorine adalah salah satu desinfektan yang lazim digunakan dalam memurnikan air yang akan kita konsumsi. Penambahan khlorine umumnya dilakukan dengan menambahkan kaporit atau dengan menggunakan gas khlorin. Familiar? Gas khlorin memang digunakan sebagai salah satu opsi untuk eksekusi mati ataupun senjata kimia. Tapi tenang dulu, batas maksimal konsentrasi yang ditetapkan pemerintah menjaga supaya tetap hanya mikroba yang mati dan bukan kalian.

Kenapa dosisnya tidak dicukupkan saja untuk membunuh mikroba? Kenapa dilebihkan?

Praktik melebihkan dosis ini adalah salah satu cara untuk berjaga-jaga apabila selama waktu mengalirnya air dari PDAM sampai ke rumah kalian ternyata ada mikroba yang berhasil masuk ke dalam air. Kalau ada mikroba yang mengontaminasi air selama dalam proses distribusi, khlorin yang tersisa akan langsung menghancurkan mikroba tersebut. 

Mirip-mirip Paspampres lah yang menjaga presiden dari serangan-serangan yang mungkin terjadi. Bila air yang telah sampai rumah kalian tidak mengeluarkan bau kaporit, maka ada kemungkinan mikroba-mikroba tersebut berhasil menyintas di air yang akan kalian konsumsi, jadi berbahaya kan?

Maka jangan baperan kalau suatu saat ada teman kalian turis mancanegara terus menolak menggunakan air bersih di rumah karena tidak mengeluarkan bau kaporit? Karena turis-turis ini sudah terbiasa mengasosiasikan bau kaporit dengan jaminan keamanan air yang akan dikonsumsi.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun