Mohon tunggu...
Gede Surya Marteda
Gede Surya Marteda Mohon Tunggu... Freelancer -

Mencari jati diri di belantara Hutan Jati. Berusaha semampunya untuk menjadi pribadi yang humoris.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Swedia K.O. di Piala Eropa, tapi Buat yang Satu Ini Mereka Juaranya

9 Juli 2016   16:33 Diperbarui: 21 Desember 2016   19:22 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bertolak belakang dengan prestasinya di gelaran Euro 2016, Belum ada yang melampaui Swedia dalam urusan pembangunan berkelanjutan. Mulai dari pengelolaan sampah dan limbah, energi, hingga transportasi mereka melakukannya dengan luar biasa baik, bahkan kelihatannya sedikit gila.

Beberapa waktu yang lalu, dunia sempat dihebohkan dengan pemberitaan impor sampah yang dilakukan oleh Negara Nordic ini dari Inggris dan beberapa Negara Eropa lainnya hingga mencapai 700.000 Ton per tahun. Yak, impor sampah dan kalian tidak salah dengar. 

Faktanya, Swedia merupakan satu-satunya negara yang memiliki efisiensi pengelolaan sampah rumah tangga hingga 99%. Negara dengan populasi sekitar 9 juta jiwa ini menghasilkan sampah 4 Juta Ton setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, hanya 0,7% atau sekitar 33.000 Ton yang benar-benar terbuang ke TPA. 

Bila dihitung per kapita, masing-masing warga Swedia hanya membuang sekitar 3,5 Kg sampah setiap tahun. Jumlah itu sama dengan sampah yang dihasilkan per kapita masyarakat di Indonesia hanya dalam waktu seminggu.

sumber: sweden.se
sumber: sweden.se
Dalam waktu 40 Tahun, Swedia mampu meningkatkan efisiensi pengelolaannya dari hanya 35% pada tahun 1975 (Ini saja masih lebih baik dibanding kota manapun di Indonesia). Rahasia sukses mereka adalah kombinasi dari teknologi dan sistem pengelolaan sampah dengan efisiensi tinggi, infrastruktur yang mapan, dan kebiasaan memilah dan mendaur ulang yang dimiliki oleh warganya. Limbah, termasuk didalamnya sampah, diubah menjadi material berdaya guna. 

Pemerintah menyediakan TPS di sekitar pemukiman warga dengan jarak tidak lebih dari 400 meter dan warga harus melakukan pemilahan di rumah masing-masing sebelum memasukan sampah ke TPS. 

Warga memilah sampah menjadi beberapa jenis: plastik, logam, kertas, gelas, barang elektronik, baterai, dan sisa makanan. Kertas didaur ulang kembali menjadi kertas, gelas dipakai ulang atau didaur ulang menjadi produk lain, plastik digiling dan diproses kembali lagi jadi biji plastik. 

Sisa makanan dikomposkan atau diproses menjadi biogas. Punya limbah elektronik? Dalam kurun waktru tertentu limbah elektronik tersebut akan dijemput dan dibawa ke pusat daur ulang limbah elektronik, Rumah sakit juga menerima obat-obatan yang sudah kadaluwarsa atau tersisa. Sampah yang punya nilai kalor yang tinggi dibawa ke PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) untuk dijadikan bahan bakar. 

Selain pengelolaan limbah yang sudah sangat efisien, penggunaan energi di Swedia tidak kalah efisien dan ramah lingkungan. Swedia bahkan menargetkan untuk bisa bebas dari bahan bakar Fosil pada 2020 nanti, walaupun kelihatannya hal tersebut hampir mustahil untuk dilakukan melihat negara ini masih cukup tergantung dengan sumber energi tersebut. Lebih jauh dari itu, Tahun 2045 nanti, negara ini memproyeksikan dirinya menjadi negara dengan karbon netral.

Dan kita tahu bahwa mereka serius dari terobosan-terobosan yang mereka lakukan di berbagai bidang, salah satunya bidang transportasi. Dalam waktu dekat, Swedia merencanakan akan membangun superhighway untuk pengguna sepeda. Selain karena biaya yang memang lebih murah dibanding membangun infrastruktur untuk jenis transportasi lainnya, rencana ini menjadi mungkin karena kebiasaan bersepeda di negara ini sudah sangat tinggi. 

Bahkan di sebuah kota di selatan swedia, Lund, persentase publik yang menggunakan sepeda sebagai moda transportasi utama mereka mencapai 60%. Proyek senilai 7,1 Juta Dollar ini masih dalam tahap penggodokan studi kelayakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun