“Anak yang membaca karena suka memiliki kecenderungan lebih besar untuk berprestasi di kelas dibanding temannya yang tidak membaca,” dikutip dari laporan terbaru yang dikeluarkan oleh University of London’s Institute of Education.
Riset dilakukan untuk melihat kecapakapan membaca pada 6000 remaja dari latar belakang sosial yang sama yang dibagi menjadi tiga kelompok umur: 5, 10, dan 16 tahun. Kemudian, peneliti membandingkan hasil tes yang meliputi kosa kata, matematika, dan mengeja.
Peneliti menyimpulkan bahwa anak umur 16 tahun yang orang tuanya memiliki kebiasaan membaca untuk mereka berhasil lebih baik di ketiga test.
Didapatkan pula bahwa anak 10 tahun yang sering membaca dan 16 tahun yang membaca setidaknya sekali dalam seminggu mendapatkan nilai yang lebih besar dibanding mereka yang lebih jarang membaca.
Dr. Alice Sullivan berkata dalam laporannya, “Walaupun efek yang paling besar ditemukan pada perkembangan kosa kata,efek padadaerah lainnya (matematika dan mengeja) tetap signifikan.”
“Mungkin terdengar mengejutkan bahwa kesukaan membaca dapat meningkatkan nilai anak di matematika,” lanjut Alice. ”Namun kemungkinan besar kemampuan membaca yang baik dapat meningkatkan daya serap anak terhadap informasi baru dan meningkatkan ketertarikan mereka pada semua pelajaran.”
Jo Padagham, Kepala sekolah di ACT dan sekaligus wakil presiden Australian Literacy Educators’ Association, mengatakan bahwa murid yang lebih banyak membaca cenderung untuk menjadi pelajar yang berani mengambil resiko. “Mereka yang sudah merasa bahwa membaca itu mudah pada umur yang masih muda akan meningkatkan kosa kata yang mereka miliki,” ujarnya. “Peningkatan kosa kata berkorelasi terhadap daya paham.”
Penelitian yang dilakukan juga menemukan bahwa kesukaan membaca menjadi fator penting dalam perkembangan kognitif anak pada rentang umur 10 sampai 16 tahun.
“Kebiasaan membaca buku, rutin pergi ke perpustakaan, dan membaca surat kabar di umur 16 tahun digabungkan memberikan efek yang lebih besar pada perkembangan anak dibandingkan dengan memiliki orang tua yang bergelar,” kata Jo.
Anak dengan kesukaan membaca, sejak dini telah berinteraksi dengan tata bahasa dan kosakata yang lebih komplek dibanding hanya melalui percakapan. Jo menambahkan, “pondasi yang telah terbangun dari tata bahasa dan kosakata yang mereka pelajari lewat buku sejak dini sangatlah penting untuk perkembangan kemampuan membaca mereka.”
Olivia Neilson, ahli perpustakaan dan juga seorang guru, menegaskan bahwa memberikan anak untuk membaca karya dari beragam penulis dan genre, memberikan keleluasaan untuk kesukaan membaca itu berkembang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H