Mohon tunggu...
Gedang Kepok
Gedang Kepok Mohon Tunggu... -

Gedang Kepok adalah nama pena untuk penulis Kompasiana ini. Karena satu dan lain hal, identitas asli Gedang Kepok belum bisa diungkapkan di profil penulis. Gedang Kepok tertarik dengan banyak hal, mulai dari politik, budaya, dan humaniora. Semua tulisan akan diabdikan untuk kebebasan berpikir, kemanusiaan, dan demokrasi! Salam Kompasiana! God bless Indonesia!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Jinakkan Banteng dengan Kain Merah Suryadharma?

8 September 2015   23:32 Diperbarui: 8 September 2015   23:32 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jokowi berhasil menggeser Buwas yang menjadi tangan kanan Wakapolri Budi Gunawan dalam adu kekuasaan antara Istana dan Teuku Umar. Namun demikian, Banteng masih saja belum 100% mendukung pemerintah dan masih merasa menjadi Tuan atas Presiden terpilih Jokowi. Mega masih tak henti-hentinya mengingatkan petugas partainya dan Banteng sengaja memperlama pergantian antar waktu untuk kader-kadernya yang masuk dalam pemerintahan, termasuk Puan. Terpaksalah, Matador Jokowi mengeluarkan kain merahnya, siap menjinakkan Banteng dengan senjata maut yang sekarang dipegangnya: kain merah Suryadharma Ali, mantan Menteri Agama yang pernah bagi-pagi kuota Umroh dan Haji untuk keluarga Teuku Umar dan Banteng PDIP.

Beritanya memang masih samar, belum jelas siapa-siapa saja dari keluarga Teuku Umar dan keluarga Banteng yang menggunakan jatah kuota haji pada waktu itu. Namun sepertinya terlibatnya banyak tokoh politik dalam pemanfaatan kuota haji ini akan membuat keluarga Teuku Umar kawatir terseret kasus Suryadharma Ali. Megawati yang banyak diam, mungkin mulai merasakan betapa masa-masa tuanya akan semakin diterpa isu tidak mengenakkan dan membahayakan kelangsungkan dinasti politik keluarga. Bukankah terpercik sedikit saja isu korupsi akan membuat nama keluarga Sukarno ternoda dan regenerasi politik keluarga bisa terputus?

Inilah kekawatiran Teuku Umar atas rejim Jokowi yang dianggap kurang memberi kredit pada keluarga Banteng dan Teuku Umar dalam sukses menuju Istana. Sebagai seorang yang merasa sering dikhianati, Megawati merasa khawatir, Jokowi akan menggunakan kekuasaannya untuk menafikkan kepentingan-kepentingan Teuku Umar. Gagalnya Budi Gunawan menjadi Kapolri betul-betul menjadi pukulan telak untuk Megawati meskipun kemudian yang bersangkutan diangkat menjadi Wakapolri. Terakhir, Buwas yang tersingkir dari Bareskrim, membuat keluarga Teuku Umar merasa lemah karena tidak ada yang melindungi. Dan sekarang, berita korupsi kuota haji Suryadharma Ali tidak hanya merembet pada para politisi Biru dan Kuning, tetapi juga pada para politisi Merah termasuk keluarga Teuku Umar.

Dengan selendang merah Suryadharma Ali ada di tangan Jokowi, Megawati akan berpikir lebih panjang lagi untuk menekan Jokowi. Dan kita harapkan, PDIP ke depan akan lebih serius mendukung pemerintahan demi Indonesia yang lebih baik.

 

Salam Kompasiana! Merdeka!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun