Mohon tunggu...
Gedang Kepok
Gedang Kepok Mohon Tunggu... -

Gedang Kepok adalah nama pena untuk penulis Kompasiana ini. Karena satu dan lain hal, identitas asli Gedang Kepok belum bisa diungkapkan di profil penulis. Gedang Kepok tertarik dengan banyak hal, mulai dari politik, budaya, dan humaniora. Semua tulisan akan diabdikan untuk kebebasan berpikir, kemanusiaan, dan demokrasi! Salam Kompasiana! God bless Indonesia!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sohibul Iman PKS Mempertontonkan Kekuasaan dan Alergi Perbedaan

19 April 2016   22:53 Diperbarui: 19 April 2016   23:09 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Fahri Hamzah yang vokal sudah dipecat dan disingkirkan. Ini adalah percontohan untuk kader PKS yang "membangkang" karena punya ide yang berbeda. Sohibul Iman, yang belum banyak di kenal kader di bawah harus menunjukkan kekuasaannya dan memperingatkan mereka yang tidak puas dengan kepengurusan baru PKS. Mereka yang tidak puas harus disepak dan disingkirkan. Persis cara Erdogan saat dia memimpin Ihwanul di Turki. Tanpa mempertontonkan "ketegasan" dan "kekuasaan," Sohibul Iman akan tampak sebagai pemimpin yang lembek, cenderung akademis, dan tidak populer di kalangan kader militan. Dan Fahri yang tidak beruntung, akhirnya menjadi kurban.

Dibandingkan dengan pemimpin-pemimpin PKS sebelumnya, Sohibul memang satu-satunya yang berlatar belakang akademis mumpuni. Namun sayang, latar belakang akademis mumpuni di PKS sering jadi hambatan karena akan dicap lembek, kompromistis, dan pragmatis. Tidak seperti pemimpin PKS yang berlatar belakang ustad dari Timur Tengah, pemimpin PKS berlatar belakang akademis harus melalui masa-masa kecurigaan semacam ini. Sohibul bukan Ustad dari Timur Tengah. Keraguan akan kepemimpinannya inilah yang melatarbelakangi pemecatan Fahri. Dia mau menunjukkan bahwa pemimpin akedemisi di PKS juga bisa tegas dan keras.

Demikianlah Sohibul mau memoles image dirinya supaya tampak kuat dan bertenaga sebagai pemimpin PKS. Fahri yang selama ini tak tersentuh, akhirnya dapat disingkirkan dengan tipu muslihat internal dan kelihatan konstitusional. Sukses menyingkirkan Fahri akan membuktikan Sohibul sebagai pemimpin makbul! Bukankah memang begitu langkah-langkah yang diambil Erdogan saat ia mulai menumpuk kekuasaan?

Pertanyaannya adalah apakah Sohibul akan berhasil? Nyatanya Fahri masih melawan. Dengan gagah berani Fahri membawa ke pengadilan muslihat pendongkelan dirinya melalui aparatur partai dan peraturan-peraturan baru yang memang sengaja untuk membungkam perbedaan.

Kita masih menunggu, bagaiman Sohibul bertindak lebih jauh. Ketegasan dan visinya belum kelihatan jelas kecuali alerginya dengan perbedaan dan ambisinya untuk menumpuk kekuasaan.

Salam Kompasiana! Merdeka!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun